Aku hendak bersyukur sangat kepada TUHAN dengan mulutku. Daud menyatakan bahwa ia akan mengakui kebaikan Allah, bukan di tempat terpencil yang gelap, namun juga di tengah sidang raya bangsa itu, dan di antara para penguasa dan bangsawan. Dalam merayakan pujian Allah, tidak dapat diragukan lagi, pujian harus pertama-tama keluar dari hati sebelum diucapkan oleh mulut. Pada saat yang sama, jika mulut tidak bersatu dengan hati dalam pelaksanaannya, maka itu adalah tanda dari kedinginan dan tiadanya gairah. Mengapa Daud hanya menyebut mulut? Karena asumsi berikut, bahwa kecuali di hadapan Allah ada curahan dari hati, maka pujian yang hanya sampai kepada telinga itu sia-sia saja. Maka dari dasar jiwanya, Daud mencurahkan syukurnya sepenuh hati dalam bait penuh pujian. Hal ini ia lakukan dari motivasi yang seharusnya menggerakkan semua orang beriman – kerinduan untuk saling membangun. Jika tidak demikian, maka kita merampok kehormatan yang adalah milik Allah.
Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi
No comments:
Post a Comment