Friday, June 22, 2018

Mazmur 97:1-6


TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Takhta Allah digambarkan bertumpu pada keadilan dan hukum, untuk menyebutkan berkat yang kita dapatkan dari takhta-Nya. Kesengsaraan terbesar yang bisa kita bayangkan, adalah hidup tanpa keadilan dan penghakiman. Di mana Allah memerintah, keadilan dibangkitkan di dunia. Sang Pemazmur menyebutkan hal ini sebagai dasar memuji Allah. Ia juga menyangkal adanya kemungkinan kita memiliki keadilan, sampai Allah menundukkan kita di bawah kuk Firman-Nya, oleh kuasa yang lembut namun kuat dari Roh-Nya. Sejumlah besar manusia dengan keras kepala melawan dan menolak pemerintahan Allah. Maka sang Pemazmur terpaksa menampilkan Allah dalam aspek yang lebih keras, untuk mengajar orang fasik, bahwa perlawanan mereka tidak akan lepas dari hukuman. Ketika Allah dalam belas kasihan-Nya mendekati manusia, dan mereka gagal menyambut-Nya dengan kehormatan yang selayaknya, ini merupakan ketidaksalehan yang besar. Sang Pemazmur menyiratkan, bahwa orang-orang yang menghina Allah dalam pribadi Anak Tunggal-Nya, pada waktunya akan dengan pasti merasakan berat kemuliaan-Nya yang menakutkan.

Bumi melihatnya dan gemetar. Banyak hal disiratkan ungkapan ini. Untuk orang fasik, ketika mereka menemukan usaha mereka melawan Allah itu sia-sia, mereka melarikan diri dan menyembunyikan diri. Sang Pemazmur menyatakan,  bahwa mereka tidak akan berhasil bersembunyi dari Allah.  

Langit memberitakan keadilan-Nya. Sang Pemazmur menyatakan, bahwa keadilan Allah akan dinyatakan dengan luar biasa, sampai langit sendiri akan mengumumkannya. Keadilan rohani Allah harus dinyatakan di bawah pemerintahan Kristus sampai memenuhi langit dan bumi. Langit digambarkan seperti pribadi, seakan-akan mereka ditembusi oleh kesadaran akan keadilan Allah, dan digambarkan membicarakannya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment