Sunday, June 24, 2018

Mazmur 97:10-12


Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik. Orang-orang yang takut pada Allah diperintahkan di sini untuk melaksanakan keadilan, seperti Paul katakan, “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan” (2 Tim. 2:19). Dari sifat Allah, ia menunjukkan, bahwa kita tidak dapat disebut dan diakui sebagai hamba-hamba-Nya, kecuali kita meninggalkan dosa, dan melaksanakan kesucian. Allah sendiri dalam diri-Nya merupakan dasar dari keadilan, dan Ia tidak bisa tidak membenci dosa, kecuali jika kita menganggap Ia menyangkal diri-Nya sendiri. Kita hanya memiliki persekutuan dengan-Nya jika kita berpisah dari ketidakadilan. Penindasan dari orang fasik mudah memprovokasi kita untuk mencari pembalasan, dan metode-metode yang tidak benar untuk melarikan diri. Maka sang Pemazmur menjaga kita dari pencobaan-pencobaan tersebut, dengan menegaskan bahwa Allah adalah pemelihara dan pelindung umat-Nya. Jika kita yakin kita berada di bawah penjagaan Allah, kita tidak akan bertengkar dengan orang fasik, atau membalas merugikan orang-orang yang telah bersalah pada kita, melainkan kita mempercayakan keamanan kita pada Dia yang akan menjaganya dengan setia. Tindakan penuh kemurahan, di mana Allah membungkuk untuk meletakkan kita di bawah perlindungan-Nya, dapat menghentikan segala ketidaksabaran kita ketika menjaga diri dari melakukan yang jahat, dan tetap berjalan di jalan yang benar meski diprovokasi.

Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Kita telah melihat, bahwa umat Allah sering diperlakukan dengan kekejaman dan ketidakadilan yang paling berat, dan nampak ditinggalkan pada murka musuh-musuh mereka. Sang Pemazmur mengingatkan untuk menguatkan kita, bahwa ketika Allah tidak segera melepaskan anak-anak-Nya, Ia tetap menopang mereka dengan kuasa-Nya yang tersembunyi. Keadilan bukan sekedar penampilan di luar, melainkan mencakup integritas hati. Di mata Allah, keadilan lebih daripada sekedar menjaga mulut, tangan, atau kaki kita dari kejahatan. Umat Allah, sambil memandang pada Allah sebagai Penebus mereka, harus hidup sesuai anugerah yang telah mereka terima, dan tinggal tenang di tengah segala kejahatan yang mereka temui, dengan kesadaran bahwa mereka menikmati perlindungan-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment