Tuesday, July 24, 2018

Mazmur 105:6-10


Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya! Sang Pemazmur menyebutkan namanya kepada kaum sebangsanya, yang telah Allah angkat menjadi anak-anak-Nya. Sebelum mereka dilahirkan sebaai anak-anak Abraham, mereka sudah menjadi ahli waris kovenan. Mereka lahir dari nenek moyang mereka yang kudus, dan nenek moyang mereka bukan mendapatkan hak istimewa ini dari jasa atau kebaikan mereka, melainkan mereka dipilih secara bebas. Karena itu Yakub disebut sebagai orang pilihan Allah. Dari kovenan ini dapat disimpulkan, meski Allah memerintah seluruh dunia, dan menjadi hakim di segala tempat, tetapi Ia teristimewa adalah Allah dari satu umat (ayat 7), menurut lagu pujian Musa (Ul. 32:8-9), “Ketika Sang Mahatinggi membagi-bagikan milik pusaka kepada bangsa-bangsa, ketika Ia memisah-misah anak-anak manusia, maka Ia menetapkan wilayah bangsa-bangsa menurut bilangan anak-anak Israel.

Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.” Sekali lagi sang nabi ingin menunjukkan, anak-anak Israel lebih tinggi daripada yang lain, bukan karena mereka lebih baik daripada yang lain, tapi karena perkenanan Allah saja. Jika penghakiman Allah dilaksanakan di segala daerah planet bumi, keadaan segala bangsa dalam hal ini sama. Maka kesimpulannya, perbedaan yang disebutkan di atas adalah hasil dari cinta Allah, yaitu sumber superioritas bangsa Israel di atas bangsa-bangsa lain adalah perkenanan-Nya yang cuma-cuma. Meski Ia memiliki seluruh bumi, tetapi Ia memilih satu umat yang atasnya Ia memerintah. Doktrin ini juga berlaku bagi kita hari ini. Jika kita dengan tepat merenungkan panggilan kita, kita pasti menemukan, bahwa Allah tidak memiliki sebab lain untuk memilih kita dibanding yang lain, kecuali bahwa Ia berkenan demikian dari anugerah-Nya yang cuma-cuma.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment