Saturday, August 18, 2018

Mazmur 112:1-4



Berbahagialah orang . . . yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Sang nabi membuat pembedaan antara dua hal ini: usaha yang rela dan segera untuk menaati hukum Allah, dan ketaatan yang terpaksa seperti budak. Kita harus merangkul hukum Allah dengan hati yang riang, dan dengan cara yang sedemikian, sehingga cinta akan hukum-Nya, dengan segala kemanisannya, mengalahkan godaan kedagingan. Sekedar memperhatikan hukum Allah tidak berguna. Seseorang tidak dapat dianggap sungguh-sungguh menaati hukum, sampai ia mencapai hal berikut – kesenangan akan hukum Allah yang membuat ketaatan menyenangkan bagi orang tersebut. Sang nabi menegaskan, bahwa orang-orang yang menyembah Allah adalah berbahagia. Hal ini menjaga kita dari penipuan berbahaya yang menjerat orang fasik, yang mengira mereka akan menuai kebahagiaan entah bagaimana dari melakukan kejahatan.     

Angkatan orang benar akan diberkati. Banyak orang berusaha memutarbalikkan doktrin ini. Mereka menjadikan hal itu standar yang membuat Allah membagikan berkat-berkat yang bersifat sementara. Maka perlu kita ingat Mazmur 37:25, yang mengatakan bahwa Allah membagikan berkat berdasarkan kedaulatan-Nya. Dapat terjadi, seorang yang baik tidak memperoleh anak, dan kemandulan dapat dianggap kutukan Allah. Banyak hamba Allah ditekan oleh kemiskinan dan kekurangan, sakit-sakitan, dan dibingungkan oleh berbagai masalah. Maka penting untuk mengingat prinsip umum ini. Kadang Allah membagikan berkat-Nya dengan melimpah, dan pada waktu lain, tidak semelimpah itu, kepada anak-anak-Nya, untuk kebaikan mereka, berdasarkan apa yang Ia lihat. Kadang Ia menyembunyikan segala tanda kebaikan-Nya, seakan-akan Ia tidak memperhatikan umat-Nya sama sekali. Namun di tengah kebingungan ini, tetap nampak bahwa kata-kata berikut tidak kosong, bahwa orang benar dan keturunannya diberkati.a

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment