Sunday, August 26, 2018

Mazmur 115:3(b)


Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Dari ayat ini Agustinus dengan tepat dan kreatif menunjukkan, bahwa peristiwa-peristiwa yang nampak tak masuk akal bagi kita, terjadi bukan hanya oleh ijin Allah, melainkan oleh kehendak dan ketetapan Allah. Sebab jika Allah kita melakukan apa saja yang Ia kehendaki, mengapa Ia harus mengijinkan apa yang Ia tidak kehendaki? Mengapa Ia tidak menahan setan dan semua orang jahat yang melawan-Nya? Jika Ia dianggap berada di antara melakukan dan menderita karena menolerir apa yang Ia tidak inginkan, maka Ia tidak akan peduli di surga, seperti khayalan orang Epicurean. Tetapi jika kita mengakui bahwa Allah memiliki kemahatahuan, bahwa Ia mengawasi dan memerintah dunia ciptaan-Nya, dan bahwa Ia tidak mengabaikan bagian manapun juga, maka kesimpulannya, segala sesuatu yang terjadi, terjadi menurut kehendak-Nya. Namun Ia tidak menghendaki yang jahat. Betapapun rencana-Nya nampak tak dapat dimengerti bagi kita, tetap dasarnya adalah hal yang paling baik.

Perlu diperhatikan, jika Allah melakukan apa saja yang Ia kehendaki, maka apa yang tidak terjadi bukanlah kehendak-Nya. Pengenalan kebenaran ini sangat penting. Sering terjadi, ketika Allah berdiam pada saat Gereja menderita, kita bertanya mengapa Ia membiarkan, padahal Ia berkuasa untuk menolong. Keserakahan, penipuan, pengkhianatan, kekejaman, ambisi, kesombongan, sensualitas, kemabukan, singkatnya segala spesies kebusukan yang merajalela di bumi sekarang, akan segera berhenti jika Allah pandang baik menghentikannya. Maka, jika pada suatu waktu Ia seolah-olah tertidur, atau tidak bisa menolong, biarlah kita menunggu dengan sabar, dan belajar bahwa bukan kehendak-Nya untuk segera menyelamatkan kita, karena Ia tahu penundaan itu bermanfaat bagi kita. Kehendak-Nya adalah sementara menolerir hal yang dapat segera Ia betulkan, jika Ia pandang baik.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment