Tuesday, August 28, 2018

Mazmur 115:8-11


Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya. Di sini nampak jelas alasan mengapa Allah memandang patung-patung berhala itu sebagai kejijikan. Ia tidak dapat membiarkan penyembahan yang seharusnya diberikan kepada-Nya, diambil dari-Nya dan diberikan kepada patung. Dunia harus mengakui-Nya sebagai satu-satunya sumber keselamatan, dan meminta hanya dari-Nya saja semua yang diperlukan; itu adalah kemuliaan yang milik-Nya sendiri. Jika seseorang memahat patung dari marmer, kayu, atau membuat dari emas atau perak, hal ini sendiri tidak menjijikkan seperti di atas. Tetapi ketika manusia berusaha menempelkan penemuan-penemuan mereka pada Allah, dan menurunkan-Nya dari surga, maka tempat Allah digantikan oleh sebuah khayalan semata. Kemuliaan Allah segera dipalsukan ketika diberikan bentuk yang menuju pada kerusakan; tetapi pelanggaran ini dua kali lipat beratnya ketika orang membayangkan kebenaran, karunia, dan kuasa-Nya berada dalam berhala. Membuat berhala, dan kemudian mempercayai berhala itu, adalah dua hal yang hampir tidak terpisahkan. Jika tidak, mengapa dunia begitu menginginkan dewa-dewa dari batu, kayu, tanah liat, atau materi bumi lainnya, kalau bukan karena mereka percaya Allah jauh dari mereka, sampai mereka mengikat-Nya pada diri mereka? Mereka enggan mencari Allah dengan cara yang rohani, maka mereka menarik-Nya turun dari takhta-Nya dan meletakkan-Nya di bawah benda-benda mati. Mereka menujukan permohonan mereka pada patung, karena mereka mengira dalam patung itu telinga Allah, mata dan tangan-Nya dekat pada mereka. Dua kejahatan ini hampir tak dapat dipisahkan: mengubah kebenaran Allah menjadi kebohongan dengan membuat berhala, dan memandang berhala sebagai ilahi. Sang nabi mengatakan bahwa orang tak beriman meletakkan kepercayaan mereka dalam berhala, dengan tujuan menghakimi hal ini sebagai penghujatan yang paling utama dan menjijikkan.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment