Friday, March 16, 2018

Mazmur 54

Ya Allah, selamatkanlah aku karena nama-Mu, berilah keadilan kepadaku karena keperkasaan-Mu!

Daud menegaskan kelurusannya dengan memanggil Allah sebagai hakimnya. Ketika kita memohon perlindungan dari Allah, haruslah kita yakin akan kebenaran perkara kita. Adalah penghujatan terbesar untuk menyangka Allah akan membela ketidakadilan. Daud dikuatkan untuk berdoa tentang perkaranya, karena perkaranya benar dan ia sadar akan integritas dirinya. Ia tidak ragu sedikitpun, bahwa Allah akan menjadi pembelanya dan menghukum kekejaman dan pengkhianatan musuh-musuhnya.

Sesungguhnya, Allah adalah penolongku. Ungkapan demikian menunjukkan pada kita, bahwa Daud tidak mengarahkan doanya sembarangan kepada angin, namun mempersembahkannya sebagai karya dari iman yang hidup. Dapat dikatakan ia menunjuk kepada Allah yang berdiri di sisinya sebagai pembela. Bukankah ini ilustrasi iman yang menakjubkan akan kuasa iman yang dapat mengalahkan segala halangan, dan seketika memandang dari jurang keputusasaan yang dalam kepada takhta Allah?

Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya TUHAN. Menurut kebiasaannya, Daud berketetapan, jika Allah memberikan pertolongan kepadanya, untuk merasakan syukur karenanya. Ia juga berjanji untuk berterima kasih Allah dengan cara yang formal, ketika tiba kesempatannya. Allah terutama melihat ketulusan hati yang di dalam, namun ini bukan alasan untuk mengabaikan ritual yang telah ditetapkan dalam Taurat. Dengan korban, Daud akan bersaksi akan karunia Allah yang ia sadar telah diterimanya, dengan cara yang sama dengan seluruh umat Allah, dan dengan teladannya menjadi sarana untuk menggerakkan orang lain melaksanakan kewajiban mereka. Ia akan mempersembahkan korban dengan rela hati: bukan berarti bahwa para penyembah Allah boleh memilih memberikan korban syukur atau tidak, melainkan ia akan mempersembahkan korban dengan kesiapan dan sukacita, ia akan menepati nazarnya setelah ia terlepas dari bahaya-bahayanya saat itu.

Kita diajar dari bagian ini, bahwa ketika memasuki hadirat Allah, kita tidak dapat meminta perkenanan-Nya kecuali kita membawa batin yang rela dalam beribadah dan melayani-Nya.


No comments:

Post a Comment