Wednesday, April 4, 2018

Mazmur 66:13-20

Aku akan masuk ke dalam rumah-Mu dengan membawa korban-korban bakaran. Apa yang diajarkan pada kita di sini? Bahwa ketika Allah menolong kita dalam kesulitan, kita melakukan ketidakadilan, jika kita lupa merayakan kelepasan kita dengan pengakuan yang sungguh. Bagian ini berbicara lebih dari sekadar syukur. Bagian ini berbicara tentang nazar yang telah dibuat Pemazmur dalam penderitaannya, dan nazar itu merupakan bukti dari keteguhan imannya. Dorongan dari Rasul Yakobus (5:13) perlu kita perhatikan secara khusus: “Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi!” Betapa banyaknya orang yang menumpahkan pujian munafik mereka kepada Allah ketika keberuntungan mereka bertambah, tetapi begitu kesulitan tiba, intensitas cinta mereka padam, atau dikalahkan oleh kekuatan dari sungut-sungut dan ketidaksabaran. Bukti terbaik akan kesalehan sejati adalah ketika kita menyampaikan keluhan kita pada Allah di bawah tekanan penderitaan kita, dan menunjukkan oleh doa-doa kita, ketekunan yang suci dalam iman dan kesabaran; dan setelah itu kita maju dengan pernyataan syukur kita.     

Korban-korban bakaran dari binatang gemuk akan kupersembahkan kepada-Mu, aku akan menyediakan lembu-lembu dan kambing-kambing jantan. Betapapun kita menyarankan diri kita untuk memuji nama Allah, kita hanya dapat mengotori nama-Nya dengan mulut kita yang bernoda, seandainya Kristus tidak menyerahkan diri-Nya sendiri sebagai korban, untuk menyucikan baik kita dan ibadah kita (Ibr. 10:7). Menurut sang rasul, hanya melalui Kristus sajalah maka pujian kita dapat diterima. Sang Pemazmur membicarakan mengenai wangi-wangian dari korban, karena meski korban pada dirinya sendiri buruk dan menjijikkan, namun selama korban itu merupakan bayang-bayang dari Kristus, maka korban itu menaikkan wangi-wangian yang memperkenankan Allah. Sekarang bayang-bayang Taurat itu sudah dihapuskan, kita perlu mengarahkan perhatian pada ibadah rohani yang sejati. Apa artinya, lebih jelas dalam ayat berikutnya, ketika Pemazmur mengatakan, ia akan menyebarkan ketenaran dari berkat-berkat yang ia terima dari Allah. Itulah tujuan dari upacara-upacara yang kelihatan di bawah Taurat itu, dan tanpa tujuan itu, upacara-upacara itu hanya pertunjukkan semata. Hal inilah, yaitu mengeluarkan pujian bagi kebaikan ilahi, yang membentuk kepantasan dari korban.

No comments:

Post a Comment