Friday, April 6, 2018

Mazmur 68:1-7

Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Ketika Allah menunjukkan diri-Nya sebagai musuh dari yang jahat, tujuannya adalah menjamin keselamatan Gereja-Nya. Orang fasik melarikan diri dari hadapan Allah, sebagai yang memenuhi hati mereka dengan teror. Orang benar bersukacita di dalam-Nya, karena tidak ada yang membuat mereka lebih bahagia daripada memikirkan bahwa Allah ada di dekat mereka. Dalam Mazmur 18:27 kita melihat mengapa kehadiran Allah menggentarkan sebagian orang dan menghibur yang lain; karena “terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.” Ayat ini memiliki begitu banyak ungkapan untuk menunjukkan betapa besarnya sukacita umat Allah, dan betapa sukacita tersebut menguasai afeksi mereka.

Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan. Daud memanggil umat Allah untuk memuji-Nya. Ia menunjukkan alasan-alasannya: karena seluruh dunia ada di bawah kuasa dan pemerintahan-Nya, dan karena Ia merendahkan diri untuk melindungi yang paling miskin dan sengsara dari keluarga kita. Kuasa-Nya digambarkan dengan ungkapan berkendaraan melintasi awan-awan, atau langit, sebab artinya Ia duduk mengatasi segala sesuatu. Roh Kudus dapat mengajar kita melalui ungkapan ini, supaya kita memurnikan pikiran kita dari semua yang kotor dan bersifat duniawi dalam pengertian kita mengenai Allah. Tetapi yang terutama adalah Ia mau menekankan kuasa-Nya yang besar, supaya kita menghormati-Nya sebagaimana layaknya, dan membuat kita sadar betapa pujian kita tidak sanggup mencapai kemuliaan-Nya.  

Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus. Selanjutnya Daud menekankan kebaikan Allah yang transenden dalam Ia merendahkan diri untuk mencapai para yatim dan janda. Kemuliaan Allah yang tak terbayangkan tidak membuat-Nya menjauhkan diri dari kita, atau mencegah-Nya membungkuk untuk menjangkau kita dalam kesengsaraan yang paling dalam. Janda dan yatim disebutkan karena dunia biasanya menganggap mereka tidak cukup berharga untuk diperhatikan. Kita terbiasa memberikan perhatian di mana kita mengharapkan ada imbalan. Kita memperhatikan orang-orang berkuasa dan berpenampilan mulia, dan menghina atau mengabaikan yang miskin. Orang miskin mendapatkan penghiburan dalam memikirkan bahwa Allah tidak jauh dari mereka.  

No comments:

Post a Comment