Wednesday, April 11, 2018

Mazmur 69:23-37


Biarlah jamuan yang di depan mereka menjadi jerat. Daud bukan memohon hal ini untuk kepentingan dirinya, melainkan dari semangat giatnya yang kudus bagi kemuliaan Allah, yang membuat ia memanggil orang jahat ke depan takhta penghakiman Allah. Karena inilah, maka ia tidak dihanyutkan oleh nafsu, seperti orang-orang yang dikuasai keinginan membalas dendam. Roh hikmat, kebenaran, dan penguasaan diri-lah yang menaruh ucapan kutuk ini dalam mulut Daud. Maka contoh Daud tidak bisa dipakai untuk membenarkan orang-orang yang melampiaskan murka dan kebencian mereka pada semua orang yang berpapasan dengan mereka, atau orang-orang yang dihanyutkan oleh ketidaksabaran untuk membalas dendam; orang-orang yang tidak sedikitpun mengambil waktu untuk memikirkan hal baik apa yang bisa keluar dari hal ini, atau yang tidak berusaha sedikitpun untuk mengendalikan gejolak nafsu mereka. Kita perlu hikmat bijaksana untuk membedakan orang-orang yang sama sekali bukan kaum pilhan, dari orang-orang yang masih mungkin bertobat. Kita juga perlu keadilan, supaya tidak ada orang yang mendedikasikan dirinya hanya pada mengejar keuntungan pribadi. Kita juga perlu penguasaan diri, untuk mengatur pikiran kita pada ketahanan yang tenang. Singkatnya, jika kita mau meneladani Daud, kita harus pertama-tama mengenakan karakter Kristus pada diri kita, supaya jangan kita hari ini ditegur seperti Kristus menegur dua murid-Nya dahulu, “Kamu tidak tahu Roh apa yang ada di dalam kamu” (Luk. 9:55).

Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan. Apa yang dikatakan Rasul Yohanes (1 Yoh. 2:19) tetap benar, bahwa tidak ada orang yang sungguh-sungguh adalah anak-anak Allah, akan pada akhirnya jatuh secara fatal atau dibuang sepenuhnya. Namun orang-orang munafik dengan congkak membual bahwa mereka adalah anggota utama dari Gereja, sehingga Roh Kudus mengungkapkan penolakan pada mereka dengan tepat, dengan gambaran mereka dihapuskan dari kitab kehidupan. Semua orang pilihan Allah disebut sebagai orang benar. Seperti Paulus katakan dalam 1 Tes. 4:3, 4, 7, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing tahu bagaimana menguasai tubuhnya dalam pengudusan dan penghormatan: sebab Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.” Dan puncak dari pasal 8 suratnya kepada jemaat di Roma, di ayat 30, kita kenal baik: “Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”

No comments:

Post a Comment