Friday, April 13, 2018

Mazmur 71


Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan. Daud tidak hanya merayakan kebaikan Allah yang ia alami sejak masa kecilnya, tetapi juga bukti kebaikan Allah yang ia terima sebelum kelahirannya. Pengakuan yang serupa ada di Mazmur 22:10-11, yang mengagungkan kuasa luar biasa dan kebaikan Allah yang tak terbatas dalam kelahiran manusia. Seandainya kita tidak terbiasa dengan cara manusia dilahirkan, kita akan menemukan hal ini demikian ajaib. Mengagumkan bahwa seorang bayi yang dibatasi dalam rahim ibunya, dapat hidup dalam kondisi yang akan membuat seorang dewasa tercekik dalam setengah jam saja. Kita lihat betapa kecilnya kita menghargai mujizat yang Allah kerjakan, karena kita sudah menganggap hal itu biasa. Roh Kudus menegur ketidakbersyukuran kita, dengan menghadapkan contoh karunia Allah pada perenungan kita, sebagaimana nyata dalam kelahiran manusia. Ketika kita dilahirkan ke dalam dunia, meski sang ibu mengerjakan bagiannya, dan bidan bersama dengannya, dan orang-orang lain, tapi jika Allah tidak mengulurkan tangannya menopang kita, dan menerima kita ke pelukan-Nya, apa jadinya kita? Tidak ada pengharapan untuk kelanjutan hidup kita. Tanpa pertolongan Allah, kelahiran kita hanyalah akan menjadi pintu masuk ke ribuan kematian.

Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu. Janji-janji Allah, dan kebenaran-Nya dalam menggenapi mereka, digabungkan dan tidak dapat dipisahkan. Kecuali kita bergantung pada Firman Allah, segala berkat yang Ia limpahkan pada kita, tidak akan dapat kita rasakan atau nikmati. Kita tidak akan pernah digerakkan untuk bersyukur atau berdoa, jika kita tidak dicerahkan terlebih dulu oleh Firman Allah. Betapa besarnya kesalahan Servetus yang mengajar bahwa iman yang ditujukan pada janji-janji Allah adalah salah. Kita tidak mungkin mendapat jalan masuk ke hadirat Allah, kecuali Ia sendiri yang mengundang kita oleh suara-Nya untuk datang pada-Nya.

No comments:

Post a Comment