Tuesday, April 24, 2018

Mazmur 78:5-7



Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel.

Penerimaan manusia akan doktrin manapun bukanlah dasar yang cukup kuat untuk menghasilkan persetujuan akan kebenarannya. Maka sang nabi melanjutkan dengan menggambarkan Allah sebagai sumber dari doktrin yang diajarkan di sini. Ia menyatakan, bahwa para bapa tidak didorong untuk mendidik anak-anak mereka dalam kebenaran ini, karena gerakan hati mereka, melainkan oleh karena perintah Allah. Allah mendapatkan hak akan bangsa Yahudi sebagai umat-Nya, bukan hanya karena kuasa-Nya yang besar, tetapi karena Ia memeteraikan kasih karunia-Nya, supaya pengenalan akan kasih karunia itu jangan pernah menjadi pudar. Dan kemudian kovenan itu dicatat, untuk bukti publik, supaya keturunan Abraham diyakinkan, bahwa mereka telah dipisahkan dari segala bangsa lain. Sekedar mengetahui atau mengingat fakta sejarah tentang apa yang terjadi, hanyalah hal kecil. Yang penting adalah mata mereka pada saat yang sama tertuju pada pengangkatan mereka sebagai anak-anak Allah dan buahnya. Jadi, dekrit ini berbunyi, Bahwa para bapa, yang sendirinya telah dididik dalam doktrin Taurat, harus mengutarakan kembali pada anak-anak mereka, seperti langsung dari mulut Allah: mereka bukan saja telah ditolong sekali, tapi telah dikumpulkan sebagai tubuh-Nya sebagai Gereja-Nya, supaya mereka sepanjang jaman menghasilkan ketaatan suci dan murni kepada-Nya sebagai Juruselamat mereka.

Supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah.

Ketika para bapa menemukan, bahwa mereka adalah alat Tuhan untuk menyediakan keselamatan bagi anak-anak mereka, seharusnya menjadi lebih dikobarkan untuk mengajar anak-anak mereka, mengingat bahwa hasil usaha mereka demikian bernilai. Anak-anak seharusnya menjadi lebih dikobarkan untuk terus maju dalam mempelajari pengetahuan ilahi, dan tidak membiarkan pikiran mereka melayang-layang dalam spekulasi kosong. Mereka seharusnya mempertahankan pandangan mereka pada sasaran yang tepat. Kerja keras yang menyedihkan dan menyengsarakan, jika selalu “diajar tetapi tidak pernah dapat mengenal kebenaran” (2 Tim. 3:7).

Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment