Wednesday, April 25, 2018

Mazmur 78:8-37



Dan jangan seperti nenek moyang mereka. Pengalaman dari segala jaman menunjukkan, tulisan

Horace mengenai bangsanya adalah benar di segala tempat:
“Jaman yang melahirkan para bapa kita,
Menyaksikan mereka membuat malu bapa mereka:
Kita, yang lebih bobrok lagi, akan memberi dunia
Kebersalahan yang semakin besar dari umat manusia.”

Apa jadinya, jika Allah tidak menolong dunia yang bergerak dari jahat menjadi lebih jahat? Sang nabi mengambil pelajaran dari kefasikan dan kesalahan para bapa bangsa Yahudi, yaitu bahwa bangsa Yahudi butuh disiplin yang keras, supaya mereka jangan mengikuti contoh buruk bapa mereka. Kita belajar betapa besarnya kebodohan dunia, yang percaya bahwa contoh bapa mereka sama berwenangnya dengan hukum, yaitu harus diikuti dalam setiap bagian. Para bapa tidaklah setia pada Allah dengan tetap, meski mereka telah bersumpah pada-Nya. Para pengikut Paus menggunakan bagian ini sebagai argumen bahwa manusia punya kuasa untuk membelokkan hatinya sendiri, dan mengarahkan hatinya pada baik maupun jahat sesuai kehendaknya. Namun kesimpulan ini tidak dapat tahan ujian sedikitpun. Sang nabi memang menyatakan bersalah orang-orang yang tidak mengarahkan hati mereka dengan lurus, namun ia bukan bermaksud untuk menyatakan manusia sanggup melakukan itu dari dirinya sendiri. Pekerjaan Allah yang khususlah, yang mengarahkan hati manusia pada diri-Nya sendiri, oleh karya Roh Kudus yang rahasia. Namun kesimpulannya bukanlah, orang-orang yang dijauhkan nafsu dan kejahatan mereka dari Allah, akan dinyatakan tidak bersalah. Sebaliknya, dari dosa yang ditegur di sini, kita harus belajar, bagaimana Ia mau kita menaati dan melayani-Nya. Pertama, kita harus menyingkirkan segala kekerasan hati dan mengenakan kuk-Nya. Kedua, kita berjubahkan hati yang lembut, memimpin afeksi hati kita pada ketaatan akan Allah, dan mengejar kelurusan. Bukan dengan gejolak yang sementara, tetapi dengan ketetapan hati yang tidak dibuat-buat dan tidak goyah.

Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment