Saturday, April 28, 2018

Mazmur 79:6-9



Tumpahkanlah amarah-Mu ke atas bangsa-bangsa yang tidak mengenal Engkau, ke atas kerajaan-kerajaan yang tidak menyerukan nama-Mu.

Bukanlah hak kita untuk mengatur Allah, bagaimana Ia harus bertindak, melainkan kita yang harus takluk dengan kesabaran pada pengaturan ini, “Penghakiman harus dimulai pada rumah Allah” (1 Petrus 4:17). Namun Ia mengijinkan para orang kudus-Nya untuk memohon dengan bebas pada-Nya, supaya mereka tidak menerima yang lebih buruk daripada orang tidak percaya, dan daripada orang-orang yang menghina Allah.

Dua kalimat ini, yang tidak mengenal Engkau, dan yang tidak menyerukan nama-Mu, memiliki arti yang sama. Tidaklah mungkin orang menyerukan nama Tuhan tanpa mengenal-Nya terlebih dahulu, seperti yang dikatakan rasul Paulus di Roma 10:14, “Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?” Kita tidak berbagian dalam menjawab, “Engkaulah Allahku,” kecuali setelah Ia memanggil kita dengan berkata, “Engkaulah umat-Ku,” (Hos. 2:23). Ia membuka mulut kita untuk berbicara kepada-Nya dengan cara ini, ketika Ia mengundang kita datang kepada-Nya. Menyerukan nama Allah sering disamakan dengan doa, tetapi di sini artinya bukan hanya doa saja. Kecuali kita diarahkan oleh pengenalan akan Allah, tidak mungkin kita dapat mengakui agama yang benar dengan tulus. Bangsa kafir di manapun membual bahwa mereka melayani Allah; tetapi tanpa Firman-Nya, dan dengan dewa-dewa buatan khayalan mereka yang korup, segala ibadah pelayanan mereka dibenci Allah. Hari ini pun, para penyembah yang buta dan tertipu, yang mengikuti Manusia Berdosa, menciptakan peraturan-peraturan agama tidak mengenal Allah yang katanya mereka sembah, dan tidak menanyakan-Nya apa kehendak-Nya. Mereka pasti ditolak oleh Allah, karena mereka menggantikan-Nya dengan ilah-ilah.

Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami. Orang Yahudi yang saleh mengakui bahwa mereka memang pantas menerima hajaran yang ditimpakan pada mereka. Dan mereka berdoa seperti di atas, karena mereka hanya mungkin mendapat kelegaan dari rekonsiliasi dengan Allah. Inilah obat untuk segala kesulitan. Selama Allah murka pada kita, bahkan kemakmuran kita tidak dapat menghasilkan manfaat dan kebahagiaan.

Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment