Wednesday, May 2, 2018

Mazmur 80:11-16



Mengapa Engkau melanda temboknya?

Inilah aplikasi dari perumpamaan ini. Nampaknya tidak ada yang lebih inkonsisten daripada Allah mengabaikan pohon anggur yang telah Ia tanam dengan tangan-Nya sendiri, sehingga ditumbangkan oleh binatang liar. Memang Ia sering memperingatkan dan mengancam umat melalui para nabi-Nya, bahwa itulah yang akan Ia lakukan. Namun apa yang menahan-Nya dari menimpakan hukuman yang demikian asing dan mengerikan pada mereka, adalah supaya ketakbersyukuran mereka lebih nyata. Pada saat yang sama, orang beriman sejati didorong untuk memperoleh keberanian dari kemurahan hati Allah yang demikian nyata. Bahkan di tengah Ia mencabut, mereka dapat tetap berharap bahwa Ia, yang tak pernah mengabaikan karya tangan-Nya sendiri, akan dengan belas kasihan memberikan kasih sayang-Nya pada mereka (Mzm. 138:8). Bangsa Israel dibawa kepada kehancuran, karena kekerasan hati mereka yang tidak berubah. Namun Allah menyelamatkan sejumlah kecil tunas, yang dengannya Ia kemudian memulihkan pohon anggur milik-Nya. Bentuk permohonan ampun ini dimaksudkan untuk kegunaan seluruh bangsa, supaya jangan dihancurkan. Tetapi hanya sedikit saja yang berusaha meredakan murka Allah dengan sungguh-sungguh merendahkan diri mereka di hadapan-Nya. Maka hanya jumlah yang sedikit ini sajalah, yang diselamatkan dari kehancuran, supaya dari mereka nanti, pohon anggur yang baru tumbuh dan berkembang.

Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini. Kita jangan menyerah kepada godaan, meski Allah menyembunyikan wajah-Nya dari kita untuk sementara waktu, bahkan meski bagi mata indera dan pikiran kita, Ia terlihat terpisah jauh dari kita. Jika Ia kita cari dalam penantian penuh percaya bahwa Ia akan menunjukkan belas kasihan, Ia akan diperdamaikan kembali dengan kita, dan menerima ke dalam pelukan-Nya orang-orang yang tadinya seperti Ia buang. Adalah sebuah kehormatan besar bagi keturunan Abraham untuk dihitung sebagai pohon anggur Allah. Tetapi orang beriman menganggap hal ini sebagai dasar untuk meminta karunia Allah, dan tidak mengajukan tuntutan-tuntutan dari diri mereka sendiri. Mereka hanya memohon pada-Nya untuk tidak menghentikan kemurahan-Nya bagi mereka.


Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment