Tuesday, May 1, 2018

Mazmur 80:9-10



Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir.

Gambaran pohon anggur merayakan anugerah istimewa yang Allah dengan murah hati berkenan untuk berikan pada umat-Nya setelah Ia menebus mereka. Gambaran ini dengan kuat menginsipirasi umat Allah dengan pengharapan bahwa Ia akan mendengar doa mereka. Siapa dari kita dapat berani masuk ke hadirat Allah, kecuali Ia yang mengundang kita sebelumnya?

Sekarang Ia menarik kita pada diri-Nya, baik dengan berkat-berkat-Nya maupun Firman-Nya. Sasaran dari menunjukkan kemurahan hati-Nya di hadapan-Nya adalah supaya Ia jangan meninggalkan karya tangan yang telah Ia mulai sebelum jadi.  Tanpa Firman-Nya, berkat-berkat yang Ia telah limpahkan pada kita hanya meninggalkan sedikit kesan dalam hati kita. Namun ketika pengalaman ditambahkan kepada kesaksian Firman-Nya, maka kita sangat dikuatkan. Penebusan yang disebutkan di sini tidak dapat dipisahkan dari kovenan Allah.

Empat ratus tahun sebelumnya, Allah telah mengikat janji dengan Abraham, di mana Ia berjanji akan melepaskan keturunannya. Tidaklah sesuai jika Allah membiarkan pohon anggur yang Ia telah tanam dan pelihara begitu hati-hati dengan tangan-Nya sendiri, menjadi mangsa binatang liar. Kovenan Allah tidak berlangsung hanya beberapa hari, atau untuk waktu yang singkat saja. Ketika Ia mengadopsi anak-anak Abraham, Ia menaruh mereka dalam pemeliharaan-Nya untuk selama-lamanya. Dengan kata pohon anggur, dimaksudkan nilai tinggi yang dimiliki umat ini di mata Allah. Ia tidak hanya berkenan mengambil mereka sebagai milik pusaka-Nya, melainkan Ia juga membedakan mereka dengan kehormatan istimewa ini, seperti pohon anggur melebihi segala milik yang lain.

Ketika dikatakan bahwa tanah dibersihkan, ini adalah pengulangan dari yang dikatakan sebelumnya, yaitu bangsa-bangsa dihalau untuk membuat tempat bagi umat pilihan. Mungkin juga artinya adalah digalinya tanah terus-menerus, yang dibutuhkan pohon anggur, untuk menunjukkan betapa Allah telah mengerjakan bagian-Nya sebagai petani yang baik terhadap umat-Nya. Setelah Ia menanam mereka, Ia tidak berhenti menggunakan segala sarana untuk merawat dan memelihara mereka.


Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment