Friday, May 11, 2018

Mazmur 82:3-4


Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim. Di sini dengan singkat kita diajar, bahwa pemerintahan yang adil dan baik akan ditandai dengan memelihara hak orang miskin dan tertindas. Penguasa ditetapkan menjadi pembela orang yang sengsara dan tertindas, karena pertama orang-orang tersebut perlu pertolongan orang lain, dan kedua karena mereka hanya mungkin mendapatkan pertolongan jika penguasanya bebas dari keserakahan, ambisi, dan kejahatan lain. Jadi mengapa para hakim menyandang pedang, adalah untuk mengekang yang jahat, dan mencegah kekerasan merajalela di antara manusia, yang kecenderungannya memang adalah tidak mau diatur dan keterlaluan.

Biasanya ketika seseorang bertambah kekuatannya, sebanding dengan itu, ia menjadi semakin berani dalam menindas orang lemah. Maka orang kaya jarang datang minta pertolongan kepada pejabat pemerintah kecuali mereka bertengkar dalam golongan mereka sendiri. Jelaslah dari semua ini, mengapa perkara orang miskin diserahkan kepada para penguasa. Orang-orang yang terpapar kepada kekejaman dan ketidakadilan yang kaya, sama butuhnya pertolongan dan perlindungan dari pejabat, seperti orang sakit butuh pertolongan dokter. Jika saja kebenaran ini tertanam dalam-dalam di pikiran raja dan hakim, bahwa mereka ditetapkan menjadi pelindung orang miskin, dan bahwa satu bagian istimewa dari tugas mereka adalah melawan ketidakadilan yang ditimpakan pada orang miskin serta menekan segala kekerasan yang tidak benar, maka keadilan yang sempurna akan menang di seluruh dunia.

Siapapun yang tidak menganggap dirinya terlalu tinggi untuk membela orang miskin, akan memiliki mata hanya untuk yang benar, dan tidak membiarkan dirinya disanjung-sanjung oleh penjilat. Kita juga bisa belajar dari bagian ini, bahwa meski pejabat tidak dapat diharapkan untuk menolong, namun mereka diperhitungkan bersalah di hadapan Allah karena kelalaian, jika mereka tidak menolong yang butuh campur tangan mereka. Ketika kejahatan merajalela, dan keluhan serta ratapan terdengar di mana-mana, sia-sia saja para pejabat berpura-pura tidak sanggup mengurusi ketidakadilan, kecuali jika perkara itu memang dihadapkan pada mereka. Penindasan menghasilkan suara teriakan yang keras. Jika hakim yang duduk di menara pengawas yang tinggi tidak memperhatikannya, ia diperingatkan dengan jelas di sini, bahwa ia tidak akan lepas dari hukuman.

Article by John Calvin
Translated by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment