Saturday, May 19, 2018

Mazmur 84:8-11


Mereka berjalan makin lama makin kuat. Para orang kudus terus menerus memperoleh kekuatan baru dari perjalanan mereka mendaki gunung Sion, dan melanjutkannya tanpa kelelahan, hingga mereka mencapai tempat yang diidamkan, dan memandang wajah Allah. Tidak ada gambaran Allah yang kelihatan di sana. Tetapi tabut perjanjian adalah simbol dari kehadiran-Nya, dan para penyembah sejati mengalami bahwa sarana ini sangat menolong mereka dalam mendekat kepada Allah.

Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain. Daud tidak seperti kebanyakan orang, yang pokoknya ingin hidup tanpa mengetahui tujuan hidup, yang hanya ingin hidup mereka panjang. Daud bersaksi, bukan saja bahwa tujuan hidupnya adalah melayani Allah, tapi juga bahwa ia lebih menghargai satu hari dapat melayani Allah, daripada waktu panjang yang dihabiskan di antara orang-orang dunia, di mana tidak ada agama sejati. Hanya imam yang diperbolehkan masuk secara sah ke dalam pelataran dalam dari Bait Allah, Daud menyatakan, jika ia diperbolehkan diam di pelataran luar, ia akan puas dengan tempat yang rendah itu. Nilai yang ia berikan pada tempat kudus Allah digambarkan sangat menyolok oleh perbandingan, bahwa ia lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allah dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. Artinya ia lebih suka diletakkan di tempat yang biasa dan tidak terhormat, selama ia ada di antara umat Allah, daripada ditinggikan ke tempat paling mulia di antara orang tak percaya. Sungguh satu teladan kesalehan yang langka! Ada banyak orang yang ingin mendapatkan tempat di Gereja, namun ambisi memiliki kuasa yang demikian kuat atas manusia, sehingga sedikit sajalah orang yang puas berada di tengah kelas yang biasa dan tidak menonjol. Hampir semua dihanyutkan keinginan kuat untuk naik kepada ketenaran, dan tidak dapat tenang sampai mereka menduduki posisi yang ternama.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment