Monday, May 21, 2018

Mazmur 85:1-9


Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Oleh teladannya, sang nabi mendorong seluruh tubuh Gereja untuk bertekun dengan diam dan tenang. Ia menekankan kesunyian, baik pada dirinya maupun yang lain, supaya mereka dengan sabar menantikan waktu Allah. Ia yakin bahwa kasih sayang Allah diberikan pada Gereja-Nya. Seandainya ia mengira bahwa keberuntungan berdaulat atas dunia ini, dan bahwa umat manusia digerakkan oleh impuls buta, ia tidak akan menggambarkan Allah sebagai yang menjalankan fungsi pemerintah. Seperti ia mengatakan, aku yakin bahwa jalan keluar bagi bencana kita sekarang ini ada di tangan Allah, maka aku akan tinggal tenang sampai waktu yang tepat tiba untuk pertolongan bagi Gereja. Gairah nafsu kita yang tak dapat diatur akan bersungut-sungut dan membuat kerusuhan melawan Allah, tetapi kesabaran adalah sejenis ketenangan yang orang saleh pakai untuk menjaga diri mereka dalam ketaatan pada otoritas Allah.

Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? Setelah cukup Allah mendisiplin gereja-Nya, Ia akan menunjukkan diri-Nya berbelas kasihan padanya, supaya para orang kudus yang telah diajar oleh disiplin Allah, mengawasi diri mereka dengan lebih ketat lagi di masa depan. Di sini ditunjukkan mengapa Allah menunda pemberian karunia-Nya. Seperti seorang dokter yang tetap memberikan obat-obatan pada pasiennya dan mengawasinya, meski ia sudah menjadi lebih sehat, sampai pasien itu sungguh-sungguh pulih kembali, sampai seluruh penyebab penyakitnya sudah dihilangkan, sampai tubuhnya kembali sehat seperti sebelumnya. Jika pasien itu segera dibiarkan makan apapun yang ia mau, kesehatannya akan sangat dilemahkan. Demikian juga Allah, yang mengetahui pemulihan kita dari kejahatan kita kepada kesehatan rohani tidak terjadi dalam satu hari saja, memperpanjang disiplin-Nya. Tanpa disiplin itu, kita akan segera dibahayakan kemunduran yang sangat cepat. Sang nabi berusaha meringankan duka yang menekan orang beriman karena panjangnya masa bencana, dengan obat dan penghiburan berikut: Allah melanjutkan koreksi-Nya untuk waktu yang lebih panjang dari yang diinginkan orang beriman, supaya mereka sungguh-sungguh bertobat, dan digerakkan untuk lebih waspada mengawasi diri mereka di masa yang akan datang.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment