Tuesday, May 22, 2018

Mazmur 85:10-14


Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kasih, kesetiaan, damai dan keadilan akan membentuk hal agung dan mulia, yang merupakan ciri kerajaan Kristus. Sang nabi tidak menyatakan puji-pujian bagi manusia, tetapi memuji karunia yang ia harapkan dan mohon hanya dari Allah saja. Ia mengajar kita untuk menerima hal berikut sebagai kebenaran, bahwa segala berkat itu berasal dari Allah. Dengan gaya bahasa sinekdoke, yaitu sebagian mewakili keseluruhan, dalam empat kata ini digambarkan segala bahan baku untuk kebahagiaan sejati. Ketika kekejaman merajalela, ketika kebenaran dipadamkan, ketika keadilan ditekan dan diinjak-injak, ketika segala sesuatu kacau, tidakkah lebih baik kalau dunia segera berakhir, daripada kekacauan itu terus berlanjut? Tidak ada yang bersumbangsih lebih besar pada hidup yang bahagia, daripada jika empat kebajikan ini berkembang dan berkuasa. Kerajaan Kristus, dalam bagian lain di Alkitab, dihiasi dengan pujian-pujian serupa.

Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan. Sementara Allah melimpahkan berkat rohani pada umat-Nya, Ia juga menambahkan cicipan akan kasih kebapaan-Nya, dalam bentuk berkat-berkat lahiriah yang berkaitan dengan kehidupan badani. Jelaslah dari kesaksian Paulus, bahwa “ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (1 Tim. 4:8). Tetapi biarlah juga diperhatikan, bahwa bagian orang beriman dari kenyamanan hidup sementara ini biasanya terbatas: supaya mereka jangan terbuai oleh godaan dunia. Selain itu kita diajar dari ayat ini, bahwa kuasa dan kapasitas bumi untuk memberi hasil bagi pemeliharaan tubuh kita bukan diberikan sekali untuk selamanya. Orang-orang kafir mengira Allah hanya mengatur elemen alam pada penciptaan pertama, dan sekarang Allah duduk diam bermalas-malasan di surga. Tetapi bumi berbuah dari tahun ke tahun oleh karena karya Allah yang tersembunyi, yang dengan itu merencanakan untuk menyatakan pada kita kebaikan-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment