Wednesday, May 23, 2018

Mazmur 86:1-10


Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi (terjemahan lain: sebab aku setia pada-Mu). Pemazmur menambahkan dua argumen lagi ketika meminta pertolongan pada Allah: kelembutannya pada sesama, dan kepercayaan yang ia sandarkan dalam Allah. Pada pembacaan pertama, mungkin ia terlihat menyiratkan bahwa perbuatan baiknya mewajibkan Allah untuk memeliharanya. Namun ia secara spesifik menyebutkan kemurahan hatinya, yang membuat kejahatan musuh-musuhnya lebih jelas. Mereka telah memperlakukannya dengan begitu memalukan dan tanpa kemanusiaan, meski mereka tidak dapat menemukan kejahatan pada dirinya, dan ia bahkan telah berusaha untuk berbuat baik pada mereka. Allah telah bersumpah menjadi pelindung dari perkara-perkara yang benar, dan yang diajukan orang-orang yang mengikuti keadilan. Maka bukan tanpa alasan, Daud bersaksi bahwa ia telah bertindak sesuai kebaikan dan kelembutan. Dari sini jelas bahwa musuh-musuhnya membalas yang baik dengan kejahatan, ketika mereka tanpa sebab bertindak kejam kepada orang yang murah hati. Namun hidup kita tidaklah cukup ditandakan hanya oleh kebaikan dan keadilan, melainkan diperlukan satu kualifikasi lagi: iman atau kepercayaan pada Allah, yang adalah sumber dari agama/ibadah yang sejati. Hati nurani kita boleh bersaksi dengan baik, dan Allah boleh menjadi saksi akan ketidakbersalahan kita, tetapi jika kita ingin mendapatkan pertolongan dari-Nya, kita harus menyerahkan harapan dan kekuatiran kita pada-Nya. Jika ada keberatan yang dinyatakan, bahwa bagi pendosa pintu gerbang ditutup, jawabannya adalah: ketika Allah mengundang orang-orang yang tak bersalah dan lurus dalam tingkah laku mereka, bukan berarti Ia membuang semua yang dihukum atas dosa-dosa mereka. Orang berdosa mendapatkan kesempatan untuk berdoa dan mengakui kesalahan mereka, jika mereka mau memperbaiki diri mereka. Namun jika orang-orang yang tidak pernah kita rugikan menyerang kita, kita memiliki dasar untuk keyakinan dua kali lipat di hadapan Allah.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment