Thursday, May 24, 2018

Mazmur 86:11-17


Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu. Dengan menundukkan dirinya kepada Allah, dan memohon Ia menunjukkan jalan padanya, Daud mengakui bahwa satu-satunya kemungkinan kita disanggupkan untuk hidup suci dan lurus, adalah ketika Allah berjalan di depan kita, dan kita mengikuti-Nya. Semua yang menyeleweng dari hukum Tuhan, karena dengan congkak menganggap dirinya sendiri bijaksana, seberapa sedikitnya pun, sudah meninggalkan jalan yang benar.

Daud tidak hanya sedang membicarakan pengajaran secara eksternal. Ia memegang hukum di tangannya, dan memohon pencerahan di dalam batin dari Roh Kudus, supaya ia tidak mengerjakan tugas tak berguna yaitu hanya mempelajari huruf-huruf hukum. Di tempat lain ia berdoa, “Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu” (Mzm. 119:18). Jika seorang nabi yang demikian ternama, dan berkarunia begitu kaya oleh Roh Kudus, mengakui dengan jujur dan terus terang akan ketidaktahuannya, betapa bodohnya kita jika kita tidak merasakan kekurangan kita, dan tidak terdorong oleh pencapaian kita yang begitu rendah, untuk lebih rajin memperbaiki diri kita! Semakin besar kemajuan yang dibuat seseorang dalam pengenalan akan agama yang sejati, semakin sadar jadinya ia akan kekurangannya. Dan perlu ditambahkan, membaca atau mendengar tidaklah cukup, kecuali Allah memberikan terang dalam batin oleh Roh-Nya.
Selain itu, sang Pemazmur rindu supaya hatinya dibentuk untuk membuahkan ketaatan pada Allah, dan diteguhkan dalam ketaatan itu. Pengertian kita butuh terang dari Allah, dan demikian juga tekad kita butuh keteguhan.

Bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. Dalam kata bulatkan, ada sebuah pengumpamaan yang sangat indah, yang menggambarkan hati manusia penuh akan pergolakan, terpecah-pecah, berkeping-keping, sampai Allah mengumpulkannya dan menyatukannya dalam keadaan ketaatan yang teguh dan penuh ketekunan. Dari sini juga jelas apa yang dapat dilakukan kehendak bebas dengan kekuatannya sendiri. Orang menganggap kehendak bebas mampu melakukan dua hal; tetapi Daud mengakui bahwa ia tidak sanggup melakukan keduanya. Daud mengontraskan terang Roh Kudus dengan kebutaan pikirannya, dan menegaskan bahwa kelurusan hati sepenuhnya adalah anugerah dari Allah.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment