Thursday, June 28, 2018

Mazmur 100:3-5


Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah. Dialah yang menjadikan kita. Bahwa Tuhan menjadikan kita adalah kebenaran yang diakui secara umum. Tetapi tanpa merujuk pada ketidakbersyukuran yang begitu biasa di antara manusia, hampir tidak ada satu di antara seratus orang yang mengakui dengan serius, bahwa ia mendapat keberadaannya dari Allah. Mereka tidak menyangkal, bahwa mereka diciptakan dari tidak ada. Tetapi setiap orang membuat ilah dari dirinya sendiri, dan menyembah dirinya sendiri, ketika ia menganggap apa yang Allah nyatakan sebagai milik-Nya sendiri, sebagai hasil kekuatannya. Harus diingat bahwa sang nabi bukan membicarakan penciptaan secara umum, melainkan regenerasi spiritual , yang olehnya Allah menciptakan baru gambar rupa-Nya dalam orang pilihan. Orang-orang percaya adalah orang yang dinyatakan sebagai karya tangan Allah. Bukan dalam pengertian mereka dibuat menjadi manusia dalam rahim ibu mereka, melainkan seperti Paulus dalam Ef. 2:10 menyebut mereka buatan Allah, sebab mereka diciptakan bagi pekerjaan baik yang Allah telah tetapkan sebelumnya, untuk mereka berjalan di dalamnya. Hal ini harmonis dengan konteks berikutnya. Ketika dikatakan, Kita adalah umat dan kawanan domba gembalaan-Nya, ia merujuk kepada anugerah khusus yang membuat Allah memisahkan anak-anak-Nya untuk milik pusaka-Nya, supaya Ia memelihara mereka di bawah naungan sayap-Nya. Hak ini lebih istimewa daripada sekedar dilahirkan sebagai manusia. Jika ada orang yang berbangga karena ia telah menjadi manusia baru dari kesanggupannya sendiri, siapakah yang tidak akan jijik akan usaha perampokan kemuliaan Allah ini? Kelahiran spiritual ini juga bukan berasal dari orang tua kita, seakan-akan oleh kekuatan mereka, kita dilahirkan, sebab apa yang dapat dihasilkan benih yang rusak? Tapi kebanyakan manusia tidak sungkan mengambil pujian tentang kelahiran spiritual untuk diri mereka. Itu yang dibicarakan pengkhotbah mengenai kehendak bebas, bahwa oleh usaha kita sendiri, dari anak-anak Adam, kita telah menjadi anak-anak Allah. Sebagai lawannya, sang nabi menyebut kita umat Allah, memberitahukan kita bahwa oleh perkenanan kehendak-Nyalah kita dilahirbarukan. Dan dengan sebutan kawanan domba gembalaan-Nya, kita diberitahu, bahwa oleh anugerah yang sama, yang telah diberikan pada kita, kita akan terus aman dan tak kekurangan sampai pada akhirnya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment