Saturday, June 2, 2018

Mazmur 89:47-48


Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus? Orang tak percaya mungkin berdoa ketika dalam masalah, namun apapun yang mereka minta keluar dari bibir yang pura-pura. Namun sang nabi, dalam mengaitkan doa dengan keluhannya, membuat kesaksian bahwa ia tidak pernah kehilangan keyakinannya dalam kebenaran janji-janji Allah.

Ingatlah apa umur hidup itu (terjemahan lain: Ingatalah betapa singkatnya hidupku). Sang nabi telah mengakui, bahwa kesengsaraan berat dan layak ditangisi yang menimpa Gereja, harus ditelusuri kembali ke penyebabnya, yaitu dosa-dosanya sendiri. Untuk menggerakkan belas kasihan Allah, ia menunjukkan betapa pendeknya umur manusia. Tanpa cicipan akan kebaikan Allah dalam hidup, maka kelihatannya sia-sia saja kita diciptakan.

Supaya kita lebih mengerti bagian ini, mari kita renungkan bagian terakhir ayat ini, Betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia! Ketika orang beriman mengajukan pertanyaan ini, bergerak berdasarkan prinsip utama: Allah telah menciptakan manusa dan menempatkannya di dunia ini, supaya Ia menunjukkan diri-Nya sebagai Bapa mereka. Kebaikan Allah menjangkau bahkan ternak dan segala binatang yang lebih rendah, maka tidaklah mungkin kita, yang memiliki keberadaan yang lebih tinggi dari hewan, sepenuhnya kehilangan kebaikan-Nya. Sebaliknya, lebih baik kita tidak pernah dilahirkan, daripada menjadi layu dalam sengsara yang tak ada habisnya. Selain itu, singkatnya hidup kita ditunjukkan, betapa cepatnya hidup kita berlalu, berarti kecuali Allah segera memberikan cicipan berkat-Nya pada kita, kesempatan itu akan segera lewat. Pesan ayat ini sangat jelas sekarang. Tujuan manusia diciptakan, adalah menikmati kemurahan Allah dalam dunia masa kini. Sia-sia manusia dilahirkan, kecuali Allah menunjukkan diri-Nya sebagai Bapa mereka. Kedua, karena hidup begitu singkat, argumentasi berikut diajukan, kecuali Allah segera memberkati mereka, kesempatan itu tidak akan ada lagi setelah hidup mereka berakhir.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment