Friday, June 15, 2018

Mazmur 91:16


Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.  Orang-orang beriman tidak akan pernah sepenuhnya lepas dari kesulitan dan hal-hal yang memalukan. Allah tidak menjanjikan mereka hidup nyaman dan mewah, melainkan keselamatan dalam penderitaan mereka. Pemuliaan orang percaya oleh Allah yang disebutkan di sini, menyiratkan bahwa keselamatan yang Allah ulurkan, bukan hanya bersifat sementara, tetapi akan menjangkau sampai pada akhirnya mereka masuk ke kebahagiaan sempurna. Allah memberikan kehormatan besar bagi mereka di dunia, dan memuliakan diri-Nya di dalam mereka dengan nyata, tetapi baru pada akhir perjalanan merekalah, mereka diberikan dasar untuk berjaya.

Kekayaan dan kenyamanan duniawi lainnya harus dipandang sebagai cicipan akan karunia atau kebaikan Allah, namun bukan berarti orang miskin adalah sasaran kemarahan Allah. Kesehatan tubuh adalah adalah berkat dari Allah, namun bukan berarti orang yang lemah dan cacat dipandang Allah dengan ketidaksenangan. Umur panjang juga termasuk kategori berkat demikian, dan pasti akan diberikan Allah ke semua anak-anak-Nya, jika bukan lebih bermanfaat bagi mereka untuk ditarik keluar dari dunia ini sesegera mungkin. Mereka jauh lebih puas dengan masa hidup mereka yang singkat, daripada orang fasik, bahkan seandainya hidup orang fasik sampai 1000 tahun. Ungkapan dikenyangkan dengan panjang umur tidak dapat berlaku bagi orang fasik, karena berapa lamapun mereka hidup, kehausan nafsu mereka tidak pernah dipuaskan. Yang membuat mereka beria-ria dengan penuh gairah, hanyalah hidup, tidak ada yang  lain. Mereka tidak menikmati anugerah dan kebaikan Allah sekejap matapun, padahal hanya anugerah Allah sajalah yang dapat memberikan kepuasan sejati. Maka tepatlah sang Pemazmur menyatakan hak istimewa ini sebagai milik umat Allah saja, bahwa mereka dipuaskan dengan hidup. Masa singkat yang ditetapkan, dipandang mereka sebagai cukup, bahkan cukup dengan berlimpah. Selain itu, umur panjang tidak pernah dapat dibandingkan dengan kekekalan. Kepada kekekalanlah kita harus memandang, apakah kita hidup atau mati. Dengan pandangan inilah, sang Pemazmur setelah menyebutkan segala berkat dari Allah, menyebutkan di bagian terakhir, yaitu setelah Ia mengikuti mereka dengan kebaikan seorang bapa seumur hidup mereka, pada akhirnya Ia menunjukkan keselamatan dari-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment