Saturday, June 16, 2018

Mazmur 92:1-4


Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi. Jelaslah mengapa sang Pemazmur menujukan mazmur ini untuk hari Sabat. Hari Sabat bukan berarti kudus di mana orang tidak melakukan apa-apa, seakan-akan hal demikian dapat menjadi ibadah yang berkenan pada Allah. Melainkan arti kudus adalah kita memisahkan diri kita dari segala kesibukan lain, untuk merenungkan karya-karya Allah. Pikiran kita memang tidak stabil, sehingga jika kita menemui berbagai pengalih perhatian, kita mudah meninggalkan Allah. Kita perlu melepaskan diri dari segala keruwetan urusan kita, jika kita ingin dengan serius memuji Allah. Maka yang diajar sang Pemazmur di sini adalah, menaati perintah memelihara hari Sabat bukan berarti bermalas-malasan, seperti sebagian orang salah memahaminya, melainkan merayakan nama Allah. Alasannya diambil dari manfaat ibadah, sebab tidak ada yang lebih menguatkan daripada mengetahui usaha kita tidak sia-sia, dan apa yang kita usahakan disambut oleh perkenanan Allah.

Untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam. Di sini disebutkan alasan mengapa kita memuji Allah. Jangan kita kira, Allah menyuruh kita masuk ke dalam ibadah tanpa alasan, atau sekedar mengingat kebesaran dan kuasa-Nya. Melainkan ingatan akan kasih setia/kebaikan dan kesetiaan-Nya, yang jika kita sadar telah kita alami, akan mengobarkan hati kita untuk memuji-Nya. Kita harus ingat, oleh kebaikan dan kesetiaan-Nya, bukan saja Allah patut dipuji, tetapi kita patut dipersalahkan jika tidak memuji-Nya, karena tidak tahu terima kasih dan sesat. Kita adalah penerima kesetiaan dan kebaikan-Nya, dan jika hal ini tidak membuahkan pujian yang dari hati kita, namanya adalah ketidakperdulian yangtidak dapat dimaafkan.

Kita harus mulai memuji Allah dari pagi-pagi dan melanjutkan sampai malam-malam. Hal ini tidak lebih daripada apa yang Ia patut terima. Jika kita mulai dengan merayakan kebaikan-Nya, berikutnya kita merayakan kesetiaan-Nya. Kedua hal ini akan menggerakan puji-pujian yang tak berhenti, sebab keduanya berdiri bersama-sama dan tak terpisah.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment