Tuesday, June 19, 2018

Mazmur 94


Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu. Hanya dalam sekolah Allah sajalah kita dapat belajar mempertahankan ketenangan pikiran, dan sikap hati yang menantikan dan percaya dengan sabar di bawah tekanan. Sang Pemazmur menyatakan, bahwa kebijakan yang akan membawa kita sampai pada akhirnya, dengan damai dan keberanian dalam hati, di tengah kesulitan yang berlangsung lama, bukan sesuatu yang alamiah bagi kita, melainkan harus datang dari Allah. Sungguh-sungguh berbahagialah orang-orang yang Allah telah biasakan dengan Firman-Nya untuk memikul salib, dan yang Ia cegah dari tenggelam oleh penderitaan, dengan kekuatan dan penghiburan rahasia dari Roh-Nya. Firman Allah menyediakan dasar penghiburan yang berlimpah-limpah, dan setiap orang yang menggunakannya dengan tepat, tidak pernah dihitung malang, atau ditaklukkan keputusasaan. Satu tanda yang dipakai Allah untuk membedakan murid sejati dari yang palsu adalah, kesediaan dan kesiapannya untuk memikul salib, dan menantikan pertolongan Allah, tanpa menyerah pada kegelisahan dan ketidaksabaran. Kesabaran sejati bukanlah perlawanan keras kepala terhadap hal-hal yang jahat, atau kekerasan hati tanpa menyerah yang dipuji kaum Stoa, melainkan penyerahan diri dengan riang di bawah Allah, yang didasari kepercayaan pada anugerah-Nya. Satu-satunya pemikiran yang akan melembutkan batin kita kepada penundukkan diri yang baik adalah, bahwa ketika Allah meletakkan kita di bawah penindasan, Ia memiliki sasaran membawa kita pada akhirnya kepada istirahat tenang. Di mana ada keyakinan akan istirahat bagi umat Allah, dan penyegaran yang disediakan di tengah panas dan kekacauan kesulitan mereka, sehingga mereka tidak binasa bersama dunia sekitar mereka, -- hal ini cukup, bahkan lebih dari cukup, untuk meringankan kepahitan dari penderitaan masa kini. Berbahagialah orang yang telah belajar tetap tenang dan damai di bawah pencobaan-pencobaan. Istirahat yang diberikan adalah yang bersifat batiniah, yang dinikmati kaum beriman bahkan di tengah badai kesulitan. Arti dari bagian ini adalah, orang yang sungguh-sungguh berbahagia adalah orang yang telah mendapat manfaat dari Firman Allah, sehingga bertahan terhadap serangan yang jahat dari luar, dengan damai dan ketenangan.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment