Thursday, July 5, 2018

Mazmur 102:13-14


Dan nama-Mu tetap turun-temurun. Kita tidak mendapat manfaat apa-apa dari atribut Allah yang kekal dan tak berubah, kecuali kita memiliki pengenalan akan Allah dalam hati kita, pengenalan yang dihasilkan kovenan anugerah-Nya, dan yang menghasilkan kepercayaan dari relasi dua pihak antara Ia dan kita. Arti ayat ini adalah, “Kami seperti rumput yang layu, kami membusuk setiap saat, kami tidak jauh dari kematian, bahkan kami seperti sudah berdiam dalam kubur. Namun karena Engkau, ya Allah, membuat kovenan dengan kami, yang olehnya Engkau berjanji melindungi dan membela umat-Mu, dan Engkau memasuki relasi penuh anugerah dengan kami, Engkau menjamin penuh bahwa Engkau akan selalu berdiam di tengah kami, maka kami tidak putus asa, melainkan penuh pengharapan. Meski kami hanya dapat melihat alasan untuk menyerah, jika kami bersandar pada diri kami sendiri, namun kami harus mengangkat pikiran kami kepada takhta surgawi. Dari sana Engkau akan mengulurkan tangan-Mu untuk menolong kami pada akhirnya.” Siapapun yang mengenal sedikit saja Kitab Suci, akan siap mengakui bahwa kapanpun kita dikepung maut dalam berbagai bentuk, kita harus memikirkan: Allah tetap sama – “pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” – tidak ada yang sanggup menghalangi-Nya menolong kita. Ia akan menolong kita, karena kita memiliki janji-Nya. Oleh janji itu Ia telah mengikat diri-Nya dalam kewajiban bagi kita. Ia akan menolong kita, karena Ia telah memberikan meterai-Nya, yang mengandung ikatan persekutuan yang suci dan tak dapat dipatahkan.

Engkau sendiri akan bangun, akan menyayangi Sion. Di sinilah kesimpulan dari kebenaran dalam ayat sebelumnya berada: Allah kekal, dan karena itu Ia akan berbelas kasihan pada Sion. Kekekalan Allah dimasukkan dalam meterai janji-Nya, yang olehnya Ia meletakkan diri-Nya di bawah kewajiban untuk memelihara kesejahteraan kita. Selain itu, Ia tidak kekurangan kuasa, dan mustahil Ia menyangkal diri-Nya. Maka kita jangan memelihara kekuatiran bahwa Ia mungkin gagal memenuhi, pada waktu-Nya, apa yang Ia telah janjikan.


Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment