Friday, July 6, 2018

Mazmur 102:14-16



Sebab sudah waktunya untuk mengasihaninya, sudah tiba saatnya. Ketika sang nabi membicarakan tentang pemulihan Gereja, ia menyatakan belas kasihan Allah sebagai penyebabnya. Ia menggambarkan belas kasihan ini dalam dua aspek, dan karenanya memakai kata-kata yang berbeda. Pertama, tidak ada jasa manusia sama sekali, dan tidak mungkin ada penyebab di luar diri Allah yang membuat-Nya membangun gereja-Nya. Maka sang nabi menelusuri penyebabnya sebagai kebaikan Allah saja. Kedua, ia merenungkan belas kasihan ini dalam kaitannya dengan janji Allah. Tujuannya mengagungkan belas kasihan Allah adalah mengajar orang percaya, bahwa keselamatan mereka bergantung satu-satunya pada belas kasihan tersebut.

Supaya orang beriman tidak tenggelam dalam keputusasaan karena lamanya penderitaan mereka, mereka perlu pengharapan bahwa akhir waktu pembuangan mereka sudah ditetapkan Allah, dan tidak akan melebihi 70 tahun. Daniel sedang merenungkan hal ini, ketika ia “mengarahkan mukanya kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu” untuk pemulihan Gereja (9:3). Demikian juga, sang nabi bertujuan menguatkan dirinya dan orang lain sehingga memiliki keyakinan dalam doa, mengingatkan Allah akan nubuatan ini, sebagai argumen supaya Ia mengakhiri pembuangan mereka. Jika dalam doa kita, kita tidak terus-menerus mengingat janji-janji Allah, kita hanya menyerahkan keinginan kita pada udara seperti asap. Perlu diingat, meski waktu kelepasan dari pembuangan hampir tiba atau sudah tiba, tetapi sang nabi tidak berhenti berdoa. Allah menggerakkan kita berdoa melalui Firman-Nya. Dan meski waktunya sudah ditetapkan, tetapi ia berseru pada Allah untuk memenuhi bagian kovenan-Nya, sedemikian, sehingga ia hanya memohon kebaikan-Nya yang cuma-cuma. Janji-janji yang Allah berikan pada kita, yang Ia jadikan kewajiban bagi-Nya, sedikitpun tidak mengurangi belas kasihan-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment