Monday, July 2, 2018

Mazmur 102:9-11



Sepanjang hari aku dicela oleh musuh-musuhku. Untuk menggerakkan Allah dengan belas kasihan-Nya pada mereka, orang beriman memberitahukan, bukan saja mereka sasaran penghinaan musuh-musuh mereka, tetapi musuh-musuh itu menyumpah dengan menyebut nama mereka. Perendahan yang diadukan di sini adalah, para orang fasik tanpa malu beria-ria di atas umat pilihan Allah, hingga menggunakan satu bentuk sumpah dan kutuk yang diambil dari bencana mereka. Ketika orang fasik merajalela dengan bahasa yang mempermalukan kita, biarlah kita belajar membentengi diri dengan perlindungan di atas, supaya pencobaan ini dapat kita kalahkan, betapapun tajamnya. Roh Kudus mengajar bentuk doa ini pada orang beriman, untuk bersaksi bahwa Allah digerakkan oleh penghinaan demikian untuk menolong umat-Nya, seperti dalam Yes. 37:23, “Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat? terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong-sombong? Terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel!” Adalah penghiburan yang tak ternilai, bahwa semakin kurang ajar musuh kita terhadap kita, semakin Allah didorong untuk menolong kita.

Oleh karena marah-Mu dan geram-Mu. Sang nabi menyatakan, bahwa kebesaran dukanya bukan hanya keluar dari masalah dan bencana yang dari luar, melainkan dari kesadaran, bahwa semua ini adalah penghukuman yang ditanggungkan Allah padanya. Dan sudah seharusnya, tidak ada yang lebih melukai hati kita, daripada perasaan bahwa Allah marah pada kita. Artinya adalah: o Tuhan, aku tidak membatasi perhatianku pada hal-hal yang menarik pikiran duniawi manusia, melainkan aku memperhatikan murka-Mu; jika bukan karena murka-Mu pada kami, kami masih tetap menikmati milik pusaka yang Engkau berikan pada kami, tetapi kami telah dibuang oleh murka-Mu yang adil. Ketika Allah menimpakan tangan-Nya pada kita, biarlah kita tidak hanya mengerang karena pukulan-pukualn itu, seperti orang-orang bodoh, melainkan mencari penyebabnya, supaya kita menjadi rendah hati. Ini adalah pelajaran yang bermanfaat sangat besar.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment