Saturday, July 14, 2018

Mazmur 103:17


Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu. Sang Pemazmur tidak meninggalkan apapun bagi manusia untuk menjadi sandaran, kecuali belas kasihan Allah. Adalah kebodohan yang besar untuk mencari dasar keyakinan dalam diri mereka sendiri. Setelah menunjukkan kekosongan manusia, ia menambahkan penghiburan yang tepat, yaitu meski mereka tidak memiliki kehebatan pada diri mereka sendiri, selain yang segera menghilang sebagai asap, namun Allah adalah sumber hidup yang tak habis-habisnya, untuk menyediakan keperluan mereka. Kontras ini perlu diperhatikan, sebab kepada siapa Ia memberikan segala kelebihan? Kaum beriman yang dilahirbarukan oleh Roh Allah, dan yang menyembah-Nya dengan penyerahan sejati, inilah orang-orang yang pengharapannya hanya disandarkan pada kebaikan Allah saja. Karena kebaikan Allah itu kekal, kelemahan dan kerapuhan orang beriman tidak menghalangi mereka dari bermegah dalam keselamatan kekal sampai akhir hidup mereka, dan bahkan dalam kematian itu sendiri. Daud tidak membatasi pengharapan mereka hanya dalam waktu: ia memandangnya sama seperti kasih karunia yang menjadi dasarnya. Kepada kasih setia ditambahkan keadilan, yang artinya adalah perlindungan Allah yang membela dan menjaga umat-Nya. Ia disebut adil, bukan karena Ia memberi balasan pada setiap orang berdasarkan apa yang pantas, melainkan karena Ia berlaku setia kepada orang-orang saleh-Nya, dalam Ia melindungi mereka dengan tangan-Nya. Sang nabi dengan tepat meletakkan keadilan setelah kasih setia, sebagai buah dari kasih setia. Ia juga menegaskan bahwa hal itu mencapai sampai pada anak-anak dan cucu-cucu, menurut Ulangan 7:9, “Allah memegang perjanjian dan kasih setia-Nya sampai kepada beribu-ribu keturunan.” Ini sebuah tanda istimewa akan kasih-Nya, bahwa bukan saja Ia menerima masing-masing kita dalam perkenanan-Nya, tetapi juga mengaitkan keturunan kita, seakan-akan adalah hak waris, sehingga mereka juga boleh berbagian dalam adopsi yang sama. Tak mungkin Ia akan membuang kita, sementara Ia menerima anak cucu kita dalam perlindungan-Nya, dan menunjukkan dalam diri mereka betapa berharganya keselamatan kita di mata-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment