Tuesday, July 17, 2018

Mazmur 104:1-4


Yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda. Jika manusia berusaha mencapai ketinggian kemuliaan Allah, mereka pasti gagal, meski mereka terbang di atas awan. Orang-orang yang berusaha memandang Allah dalam kemuliaan-Nya semata, sangatlah bodoh. Supaya kita dapat menikmati penampakan-Nya, Ia harus datang dalam jubah-Nya; yaitu, kita harus memandang pada tenunan indah dunia ini, yang melaluinya Ia mau kita melihat-Nya, dan kita jangan terlalu ingin tahu dan kurang ajar dalam mengintip ke dalam esensi rahasia-Nya. Sekarang, karena Allah menampakkan diri-Nya pada kita dengan terang sebagai jubah-Nya, maka orang-orang yang mencari alasan untuk hidup tanpa pengenalan akan Dia, tidak bisa mengatakan Ia tersembunyi dalam kegelapan, sebagai alasan kemalasan mereka. Dikatakan langit seperti tenda, bukan berarti Allah bersembunyi di bawahnya, tetapi oleh langit kemuliaan dan keagungan Allah dinyatakan, seperti sebuah kemah kerajaan.

Yang bergerak di atas sayap angin.  Angin tidak bertiup secara kebetulan, kilat tidak menyambar oleh takdir, melainkan Allah, dalam kuasa kedaulatan-Nya, memerintah dan mengatur segala pergerakan dan gangguan dalam atmosfir. Ada dua manfaat dari doktrin ini. Pertama, jika ada angin yang merusak, atau angin selatan mengotori udara, atau angin utara mengeringkan jagung, bahkan bukan saja mencabut pohon sampai akarnya, tetapi menunggangbalikkan rumah, dan angin lain menghancurkan segala hasil bumi, kita harus gemetar di bawah cambuk Providensia Allah. Kedua, jika Allah meringankan panas dengan angin lembut yang menyejukkan, jika Ia membersihkan atmosfir yang kotor dengan angin utara, atau jika Ia membasahi tanah kering dengan angin selatan; dalam semuanya itu kita harus merenungkan kebaikan-Nya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment