Wednesday, July 18, 2018

Mazmur 104:5-26


Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. Tidak ada yang tetap di dalam dunia, selain yang ditopang oleh tangan Allah. Dunia tidak dibuat oleh dunia sendiri, maka sebagai akibatnya, seluruh keteraturan alam bergantung hanya pada penetapan-Nya, di mana setiap elemen memiliki keunikannya sendiri. Kata-kata sang nabi bukan hanya sekedar ajakan mengucap syukur; melainkan dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan kita berkaitan dengan masa depan, supaya kita tidak hidup di dunia dalam keadaan takut dan kuatir, sebagaimana jadinya jika Allah tidak menyatakan bahwa Ia telah memberikan bumi sebagai tempat tinggal manusia. Ini adalah berkat yang istimewa, yang Ia berikan pada kita, sehingga kita dapat diam di atas bumi dengan pikiran yang tenang, dengan Ia memberikan jaminan bahwa Ia mendasarkannya di atas tiang-tiang yang kekal. Meski kota-kota sering hancur oleh gempa bumi, namun bumi itusendiri tetap tinggal. Segala gangguan yang menyerang bumi lebih menegaskan kebenaran berikut pada kita, bahwa bumi dapat ditelan habis pada setiap saat, jika bukan kuasa tersembunyi Allah yang memeliharanya.  

Dan anggur yang menyukakan hati manusia. Dalam kata-kata ini kita diajar, bukan saja Allah menyediakan kebutuhan manusia, dan melimpahkan mereka apa yang diperlukan untuk hidup biasa-biasa, tetapi dengan kebaikan-Nya Ia dengan bermurah hati menggirangkan hati mereka dengan anggur dan minyak. Alam puas dengan air untuk diminum; penambahan anggur adalah kedermawanan Allah. Aturan mengenai apa yang kita perlukan untuk pemeliharaan tubuh adalah mengambil supaya kita ditopang, bukan ditekannya. Dalam sang nabi membicarakan tentang kebaikan Allah dalam providensia-Nya, ia tidak menyebutkan ekses berlebih-lebihan dari manusia, maka kita dapat simpulkan, bahwa anggur bukan saja boleh diminum ketika perlu, tetapi untuk membuat kita gembira. Namun kegembiraan ini harus ditemani oleh penguasaan diri. Pertama, supaya orang tidak lupa diri, menumpulkan indera mereka, dan merusak kekuatan mereka, melainkan bersukaria di hadapan Allah, menurut kata Musa (Im. 23:40). Kedua, supaya mereka membangkitkan batin mereka dengan ucapan syukur, sehingga melayani Allah dengan lebih giat lagi.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment