Friday, July 20, 2018

Mazmur 104:29-32

Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Sang Pemazmur menyatakan, kita tegak atau jatuh berdasarkan kehendak Allah. Kita masih hidup selama Ia menopang kita dengan kuasa-Nya. Sesegera Ia menarik kembali roh-Nya yang menghidupkan, kita mati. Bahkan Plato pun mengetahui hal ini; ia begitu sering mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah, dan segala sesuatu berada hanya dalam-Nya. Aku tidak meragukan, bahwa kehendak Allahlah, melalui para penulis kafir ini, untuk menyadarkan semua orang akan pengenalan tersebut, yaitu mereka memperoleh hidup mereka dari sumber lain di luar diri mereka sendiri. Pertama, sang Pemazmur mengatakan, jika Allah menyembunyikan wajah-Nya, mereka takut. Kedua, jika Ia mengambil roh mereka, mereka mati dan kembali menjadi debu. Oleh kata-kata ini ia menunjukkan, ketika Allah menjamin untuk memandang pada kita, pandangan itu memberi kita hidup, dan selama muka-Nya menyinari, segala makhluk diinspirasikan oleh hidup. Kebutaan kita dua kali lipat tidak dapat dimaafkan, jika kita tidak melayangkan mata kita pada kebaikan yang memberikan hidup pada seluruh dunia. Sang nabi menggambarkan langkah demi langkah kehancuran mahluk hidup, ketika Allah menarik kembali energi-Nya yang tersembunyi, supaya dari kontras itu lebih jelas bagaimana Allah menginspirasikan segala sesuatu yang dipelihara dalam hidup dan kekuatan. Ia dapat melanjutkan, bahwa segala sesuatu akan kembali menjadi ketiadaan, kecuali Allah yang menopang keberadaannya; namun ia cukup menegaskan dalam bahasa yang umum, bahwa apapun yang tidak dipelihara oleh-Nya akan jatuh dalam kebinasaan.

Ketika kita melihat dunia menuju kehancuran hari demi hari, dan diperbarui dari hari ke hari, kuasa Allah yang menghidupkan direfleksikan di sana, seperti pada sebuah cermin. Segala kematian yang terjadi di antara makhluk hidup, hanyalah contoh dari keberadaan kita yang bukan apa-apa. Ketika ada mahluk ciptaan yang baru dan bertumbuh sebagai gantinya, kita melihat pembaharuan dunia. Karena dunia setiap hari mati, dan setiap hari diperbarui di berbagai tempat, kesimpulannya adalah, keberadaannya hanyalah oleh kebajikan rahasia dari Allah.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment