Wednesday, August 1, 2018

Mazmur 106:35-36


Tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka. Pemazmur menggambarkan efek dari kemanusiaan yang bodoh, yaitu mereka dikotori oleh kecemaran bangsa-bangsa yang mereka sayangkan. Jika saja mereka tinggal sendirian di tanah Kanaan, akan lebih mudah bagi mereka untuk mempertahankan ibadah yang sejati pada Allah. Mereka tergoda oleh pengaruh tetangga semacam itu, sehingga tidak aneh, mereka segera menyeleweng dari jejak langkah para bapa mereka, sebab kita lebih condong mengikuti apa yang buruk daripada yang baik. Dan sekarang sang Pemazmur bicara mengenai keturunan orang-orang yang telah sangat sering membangkitkan murka Allah di padang gurun, dan sang Pemazmur menyatakan, ketidakpercayaan, pemberontakan, dan tidak tahu terima kasih yang sama, semuanya penuh dalam generasi berikutnya, sehingga mereka tidak lebih baik daripada para bapa mereka.

Dengan bercampur baur dengan orang kafir, mereka terang-terangan menolak kasih setia Allah yang membedakan mereka, Allah yang mengangkat mereka sebagai anak-anak-Nya dengan syarat yang jelas, bahwa mereka harus dipisahkan dari bangsa-bangsa cemar tersebut. Maka dalam perkawanan mereka yang tidak memilah-milah, kovenan kudus Allah dianggap sepi. Ketika sang Pemazmur menambahkan, bahwa mereka belajar cara-cara mereka, ia memperingatkan kita, tidak ada yang lebih berbahaya daripada berkawan dengan orang yang tidak takut pada Allah. Karena kita lebih mudah mengikuti kejahatan daripada kebajikan, pastilah semakin banyak kita berdialog dengan kecemaran, semakin luas kecemaran menyebar. Dalam situasi demikian, diperlukan ketelitian dan kewaspadaan yang paling tinggi, supaya jangan orang jahat yang kita temui, menularkan moral mereka pada kita. Terutama di mana ada bahaya penyembahan berhala, yang terhadapnya kita semua lemah. Apa lagi efeknya pada kita ketika orang lain mendorong kita berdosa, kalau bukan kita menambah dosa demi dosa? Maka sang nabi menyatakan, orang Yahudi sudah demikian terpengaruh pengajaran bangsa kafir sehingga mereka melaksanakan ritual penyembahan berhala mereka. Ia menambahkan bahwa hal ini menjadi perangkap (atau kehancuran) bagi mereka, supaya lebih jelas nampak keterikatan mereka yang keras kepala pada kebodohan mereka, dan penghinaan mereka pada disiplin dari Allah.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment