Thursday, August 2, 2018

Mazmur 106:37-42


Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat. Sang nabi di sini menyebutkan satu jenis takhayul yang mendemonstrasikan kebutaan bangsa itu; ketidaksungkanan mereka untuk mengorbankan anak-anak laki dan perempuan mereka pada setan. Ia bermaksud untuk menunjukkan betapa layak dibencinya hal demikian, dengan menyebutkan kejijikan dosa bangsa itu. Dari sini kita belajar, bahwa kegiatan tanpa dasar kebenaran adalah alasan yang lemah untuk membela tindakan devosi manapun. Seberapa besar orang Yahudi berada di bawah kegiatan yang menyala-nyala, demikian besarlah sang nabi menghakimi mereka, karena kegilaan mereka menghanyutkan sampai tidak menyayangkan keturunan mereka sendiri. Jika sekadar niat baik cukup untuk memperoleh pujian, seperti disangka para penyembah berhala, maka membuang kasih sayang alamiah untuk mengorbankan anak sendiri pantas mendapatkan pujian tertinggi. Tetapi ketika orang-orang bertindak berdasarkan pemikiran dan perasaan sendiri, semakin banyak yang mereka kerjakan, semakin besar kesalahan mereka.

Mereka menumpahkan darah orang yang tak bersalah. Jika ada yang keberatan karena Abraham dipuji karena tidak menyayangkan anaknya sendiri, jawabannya jelas. Ia melakukan hal tersebut dalam ketaatan pada perintah Allah, sehingga segala jejak ketidakmanusiaan dihapuskan oleh kemurnian iman. Ketaatan lebih baik daripada korban (1 Sam. 15:22), maka inilah aturan terbaik untuk moralitas dan agama. Adalah penyataan murka Allah yang mengerikan, ketika bangsa kafir yang percaya takhayul, dibiarkan dengan pemikiran mereka sendiri, menjadi keras dalam tindakan kejam yang mengerikan. Ketika martir membahayakan nyawa mereka untuk membela kebenaran, wangi-wangian korban tersebut menyenangkan Allah. Tetapi ketika dua orang Romawi, oleh nama Decii, mendedikasikan diri mereka untuk mati, hal ini adalah ketidaksalehan yang besar. Tepatlah jika sang nabi mengajukan kesalahan bangsa tersebut dengan fakta, bahwa selain cara mereka menyembah Allah salah, mereka menambahkan kekejaman yang berlebihan padanya.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment