Friday, August 3, 2018

Mazmur 106:43-48


Banyak kali dilepaskan-Nya mereka, tetapi mereka bersikap memberontak dengan rencana-rencana mereka, tenggelam dalam kesalahan mereka. Kejahatan orang-orang nyata dalam hal ini, bahwa hukuman berat dari Allah tidak menghasilkan pertobatan mereka. Di lain pihak, sang nabi menyimpulkan kekerasan hati mereka dari fakta, bahwa segala berkat yang mereka terima dari Allah tidak menghasilkan ketaatan. Memang mereka mengerang di bawah beban mereka, ketika mereka menderita. Tapi ketika Allah bukan saja meringankan hukuman mereka, tapi bahkan memberikan kelepasan yang ajaib, bukankah pemberontakan mereka tidak dapat dimaafkan? Kita harus ingat bahwa inilah cerminan seluruh umat manusia. Jika Allah memperlakukan para anak manusia seperti Ia memperlakukan bangsa Israel, betapa sedikitnya orang yang tidak seperti orang Israel. Jika Ia merendahkan kita oleh kekerasan pukulan-Nya, atau meluluhkan kita dengan kebaikan-Nya, efeknya sementara saja. Meski Ia mendatangkan koreksi demi koreksi pada kita, namun segera saja kita kembali pada kebiasaan jahat kita. Kebebalan orang Israel tidak dapat diterima. Meski Allah menolong mereka dengan banyak cara yang luar biasa, tetapi mereka tidak bertobat dari pelanggaran mereka.

Selain itu, kita diberitahu, bahwa meski mereka sangat pantas menerima pukulan, tetapi keluhan mereka diperhatikan Allah. Mereka belajar, bahwa Allah dalam kebaikan-Nya yang tidak lelah-lelahnya, tidak berhenti bergumul dengan mereka karena hati mereka yang jahat.
Betapa besarnya belas kasihan demikian, yang mau mendengar jeritan orang-orang yang seperti tuli pada pengajaran-Nya yang penuh hikmat, dan yang tidak memperdulikan segala peringatan dan ancaman-Nya! Setelah segala kesabaran ini, hati mereka yang jahat tetap tidak berubah.

Article by John Calvin
Translation by
Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment