Saturday, August 4, 2018

Mazmur 107:1-19


Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka. Orang-orang yang mengembara di padang gurun sering diserang kelaparan dan kehausan karena tidak menemukan tempat untuk tinggal. Ketika segala harapan pupus, mereka berseru kepada Allah. Tidak sedikit orang yang pengharapannya bukan berpusat pada Allah, tetapi terpaksa, oleh suatu kecenderungan dalam batin mereka, untuk datang pada-Nya ketika dalam keadaan terdesak. Dan inilah rencana yang Allah kadang-kadang laksanakan, untuk memperoleh pengakuan bahwa pertolongan hanya dapat ditemukan dalam Ia saja. Bahkan orang fasik yang meremehkan nama-Nya ketika mereka hidup berkelimpahan, Ia buat memanggil-Nya. Adalah biasa bagi orang kafir segala jaman yang menganggap agama itu dongeng belaka, untuk meminta tolong pada Allah jika keadaan mendesak. Apakah mereka melakukan itu sebagai lelucon? Sama sekali tidak. Sebuah insting natural yang tersembunyi membuat mereka menghormati nama Allah, yang sebelumnya mereka anggap rendah. Di sini Roh Allah menceritakan apa yang sering terjadi, yaitu orang-orang tanpa kesalehan dan iman, dan yang tidak ingin berurusan apapun dengan Allah, jika diletakkan dalam situasi berbahaya, akan didorong oleh sebuah insting natural, dan tanpa pengertian yang tepat tentang tindakan mereka, untuk memanggil nama Allah. Mereka hanya melakukan hal tersebut dalam situasi yang tanpa pengharapan. Maka pengakuan yang mereka buat dalam ketidakberdayaan mereka adalah bukti kebebalan mereka, yang mengabaikan-Nya dalam masa damai dan tentram. Mereka begitu dimabukkan kemakmuran mereka. Dan meski benih kesalehan sudah ditanam dalam hati mereka, namun mereka tidak pernah bermimpi untuk mempelajari hikmat, kecuali jika situasi mendesak. Artinya belajar hikmat, mengakui ada Allah di surga yang mengatur segala peristiwa.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment