Wednesday, August 15, 2018

Mazmur 110:4-7


"Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek." Ayat ini adalah bukti yang cukup bahwa pribadi yang dibicarakan di sini tidak lain dan tidak bukan adalah Kristus. Roh Kudus merujuk kepada hal yang spesifik dan khusus, yang membedakan dan memisahkan raja ini dari semua raja lain. Ini juga adalah gelar yang terkenal, yang dipakai Musa untuk menghormati Melkisedek (Kej. 14:18). Dahulu di antara bangsa-bangsa kafir raja-raja biasa menjabat sebagai imam, namun Melkisedek disebut sebagai “imam dari Allah yang maha tinggi.” Keimaman Kristus memiliki kepentingan yang besar, karena diteguhkan oleh sumpah Allah. Dan itulah titik balik yang padanya keselamatan kita bergantung. Kecuali kita bersandar pada Kristus sang Perantara kita, kita semua akan dicegah dari memasuki hadirat Allah. Juga dalam doa, tidak ada yang lebih dibutuhkan daripada keyakinan pasti pada Allah. Maka tidak saja Ia mengundang kita datang pada-Nya, tapi oleh sumpah Ia menetapkan pembela yang dimaksudkan untuk mendapatkan penerimaan bagi kita di mata-Nya. Orang-orang yang menutup pintu bagi diri mereka sendiri, bersalah karena memfitnah-Nya sebagai Allah yang bohong dan bersumpah palsu. Dengan jalan demikianlah sang Rasul berargumen mengenai pembatalan keimaman orang Lewi. Selama keimaman orang Lewi tetap ada, Allah tidak akan bersumpah mengenai keimaman yang baru kecuali ada perubahan yang telah dipikirkan. Terlebih lagi, Ia menjanjikan seorang imam baru, yang pastilah lebih tinggi daripada semua yang lain, dan membatalkan keimaman yang lama.

Dari sungai di tepi jalan ia minum. Daud menggambarkan kekuatan militer Kristus, dengan menyatakan bahwa Ia tidak akan mengambil waktu untuk menyegarkan diri-Nya, melainkan dengan cepat minum dari sungai yang dilewati. Maksudnya adalah memukul musuh-Nya dengan ketakutan, karena kehancuran mereka sedang bergerak maju dengan segera.

Article by John Calvin
Translation by Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment