Monday, August 20, 2018

Mazmur 112:9-10


Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin. Orang benar tidak pernah kehilangan buah dan upah dari kemurahan hati mereka. Mereka memberi tidak dengan pelit dan terpaksa, seperti orang-orang yang mengira mereka telah melaksanakan kewajiban mereka pada orang miskin dengan memberikan sejumlah kecil, melainkan mereka memberi dengan dermawan sebanyak yang dibutuhkan dan yang memungkinkan. Dapat terjadi bahwa hati yang dermawan tidak memiliki bagian besar dalam kekayaan dunia ini. Pujian bagi kemurahan hati bukanlah bagi pemberian milik kita tanpa memperhatikan penerimanya dan tujuan pemberian itu, melainkan menolong kekurangan dari apa yang benar-benar dibutuhkan, dan uangnya digunakan untuk hal-hal yang pantas dan benar. Dengan berkat-Nya, Allah memelihara kemuliaan dari keadilan oleh kemurahan hati mereka, dan tidak mengecewakan mereka dengan upah, yaitu ia meninggikan tanduk mereka, yakni kuasa atau kemakmuran mereka.

Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia menggertakkan giginya, lalu hancur. Meski orang fasik membuang segala kesalehan, dan menghapus dari benak mereka segala pemikiran mengenai keberadaan perkara manusia di bawah kedaulatan Allah, namun mereka akan dibuat sadar, mau tidak mau, bahwa orang benar, sesuai dengan perintah Allah, tidak sia-sia mendedikasikan diri mereka bagi pembiasaan belas kasihan dan anugerah. Meski mereka mengeraskan hati sesuai pilihan mereka, namun kehormatan yang Allah limpahkan pada anak-anak-Nya, akan ditunjukkan di hadapan mereka. Pemandangan itu akan membuat mereka menggertakkan gigi, dan membangkitkan iri hati yang menghabiskan mereka.

Sebagai penutup ditambahkan bahwa keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan. Mereka tidak pernah puas, melainkan selalu haus akan sesuatu, dan kepercayaan diri mereka sama sombongnya seperti keserakahan mereka tidak terbatas. Dalam penantian mereka yang bodoh, mereka tidak sungkan berusaha menggenggam seluruh dunia. Namun sang nabi memberitahu mereka, bahwa Allah akan merebut apa yang mereka kira adalah milik mereka, sehingga mereka selalu bertangan kosong dan kelaparan.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment