Thursday, August 23, 2018

Mazmur 114


Laut melihatnya, lalu melarikan diri, sungai Yordan berbalik ke hulu. Sang Pemazmur tidak menyebutkan seluruh mujizat yang dibuat waktu itu, melainkan dengan singkat merujuk pada laut, yang meski tidak punya hidup atau kesadaran, namun dipukul oleh kengerian karena kuasa Allah. Sungai Yordan mengalami hal yang sama, dan gunung-gunung gemetar. Penggambaran surutnya laut dan sungai Yordan bersifat puitis, namun penggambarannya tidak melebihi faktanya. Laut yang taat pada Penciptanya, menguduskan nama-Nya. Yordan yang tunduk menghormati nama-Nya. Gunung-gunung yang gemetar menunjukkan ketakjuban pada keagungan-Nya yang menakutkan. Contoh-contoh ini tidak bertujuan merayakan kuasa Allah lebih daripada kasih sayang kebapakan-Nya bagi pemeliharaan Gereja. Dengan tepat Israel dibedakan dari laut, Yordan, dan gunung – ada perbedaan yang sangat menyolok antara umat Allah dengan elemen-elemen mati.

Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri? Sang nabi bertanya pada laut, Yordan, dan gunung dengan gaya bahasa puisi, seperti ia menggambarkan kesadaran dan penghormatan pada kuasa Allah dalam mereka. Dengan pengumpamaan ini, ia menegur dengan tajam ketidaksadaran orang-orang yang tidak menggunakan inteligensia mereka bagi perenungan karya-Nya. Bagaimana tampaknya laut dalam penggambaran ini, lebih dari cukup untuk menghakimi kebutaan mereka. Laut tidak mungkin menjadi kering, atau Yordan menarik kembali airnya, jika bukan Allah yang mewajibkan mereka taat pada perintah-Nya oleh tindakan-Nya yang tak kelihatan. Kata-kata ini ditujukan pada laut, Yordan, dan gunung, namun lebih lagi pada kita, supaya setiap kita, dalam refleksi diri, dengan seksama dan penuh perhatian menimbang hal ini. Setiap kali kita bertemu kalimat berikut, biarlah kita mengulang maknanya, “Perubahan demikian tidak dapat disebabkan alam, dan sebab-sebab sekunder, melainkan tangan Allah dinyatakan di sini.”

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment