Wednesday, September 19, 2018

Mazmur 119:115-127


Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku. Karena Daud melihat betapa besarnya halangan yang berupa orang fasik bagi kita, ia membuat jarak dari mereka. Lebih tepatnya, ia bersaksi bahwa ia akan waspada terhadap terjeratnya dirinya dalam pergaulan mereka. Jika kita ingin bertahan dalam jalan Tuhan tanpa tersandung, kita harus berusaha, di atas segala sesuatunya, untuk menjaga jarak sebesar-besarnya dari orang duniawi dan jahat. Jarak ini bukan dalam hal lokasi atau tempat, melainkan dalam hal pergaulan dan pembicaraan. Jika saja kita berkawan karib dengan mereka, hampir mustahil kita tidak segera dirusakkan oleh penularan contoh mereka. Pengaruh berbahaya dari persahabatan dengan orang jahat dapat diamati dengan sangat jelas. Dan karena hal itulah, sedikit saja orang yang bertahan dalam integritas mereka sampai akhir hidup. Dunia ini penuh dengan kebusukan. Karena lemahnya natur kita begitu ekstrim, terinfeksi dan ternoda dari sentuhan paling kecil adalah hal yang paling mudah. Maka kuatlah alasan sang nabi meminta orang jahat menjauh darinya, supaya ia maju dalam takut akan Allah tanpa hambatan. Siapapun yang membiarkan dirinya terjerat dalam pergaulan mereka, akan perlahan-lahan menyerahkan dirinya pada penghinaan terhadap Allah, dan menjalankan hidup yang tidak bermoral. Senada dengan ini adalah nasihat Paulus di 2 Kor. 6:14, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.” Sang nabi tidak punya kuasa untuk mengusir orang jahat darinya. Tetapi maksudnya adalah, mulai saat itu ia tidak akan bergaul dengan mereka. Ia menekankan Allah sebagai Allahnya, untuk bersaksi bahwa ia lebih menghargai Allah sendiri daripada seluruh umat manusia. Ia telah mendapati kejahatan ekstrim merajalela di seluruh bumi, maka ia memisahkan dirinya dari orang-orang, supaya ia sepenuhnya berada di pihak Allah. Pada hari ini, supaya contoh buruk tidak menghanyutkan kita kepada kejahatan, sangatlah penting bagi kita untuk menempatkan Allah di pihak kita, dan untuk tinggal tetap di dalam-Nya, sebab Ia adalah milik kita.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment