Thursday, September 20, 2018

Mazmur 119:128

Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci (terjemahan lain: Dan karena aku menganggap segala titah-Mu benar, segala jalan dusta aku benci). Sang nabi yang menanti penghakiman Allah dengan sabar, dan memohon dengan sungguh-sungguh untuk pelaksanaannya, telah menyetujui hukum Allah dalam segala detilnya, dan merangkulnya tanpa perkecualian. Terlebih lagi, ia membenci segala jalan yang tidak benar. Tidak ada yang lebih alamiah bagi kita daripada menghina atau menolak apapun dalam hukum Allah yang tidak sesuai dengan kita. Setiap orang, berdasarkan keburukannya masing-masing, akan ingin perintah yang melarang keburukannya dihapuskan. Tetapi kita tidak dapat secara sah menambahkan atau mengurangi hukum Allah. Allah telah menyatukan perintah-perintah-Nya dalam ikatan yang kudus dan tidak bisa diputuskan, sehingga tidak diperbolehkan memisahkan satu di antara mereka. Kita menangkap, bagaimana sang nabi yang diinspirasikan oleh semangat giat yang kudus demi hukum Allah, berjuang melawan pemberontakan keji orang-orang yang menghina hukum itu. Ketika kita melihat orang fasik menghina Allah dengan kurang ajar, kadang bangkit melawan-Nya, kadang memutarbalikkan setiap bagian hukum Allah, maka sudah sepantasnyalah semangat kita terbakar, dan kita lebih berani lagi membela kebenaran Allah. Ketiadaan ekstrim dari takut pada Allah di jaman kita ini menuntut semua orang beriman untuk mengerjakan ini dengan gairah yang suci. Orang-orang yang kurang ajar berlomba-lomba merusakkan doktrin keselamatan, dan menghina Firman suci Allah. Yang lain mengeluarkan hujatan tanpa henti. Kita tidak dapat dimaafkan jika kita tidak peduli, seperti seorang pengkhianat, jika hati kita tidak menjadi panas dengan kemarahan kudus. Sang nabi tidak hanya mengatakan, bahwa ia menyetujui segala hukum Allah tanpa perkecualian, tetapi menambahkan bahwa ia benci segala jalan dusta atau jalan yang salah. Tanpa diragukan lagi, tidak ada orang yang sungguh-sungguh menyetujui hukum Allah, kecuali dia yang menolak fitnahan orang-orang jahat yang menodai atau mengaburkan kemurnian dari doktrin yang benar.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment