Monday, September 24, 2018

Mazmur 119:171-176

Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Daud mengkonfirmasi doktrin berikut ini: caranya kita menjadi sungguh-sungguh bijaksana, adalah, pertama, dengan menundukkan diri kita di bawah Firman Allah, dan bukan mengikuti khayalan sendiri; dan kedua, oleh Allah membuka pemahaman kita dan membuatnya taat pada kehendak-Nya. Ia menggabungkan kedua kebenaran berikut ini: ketika Allah menaruh hukum-Nya di hadapan kita, yang darinya kita belajar segala yang bermanfaat bagi kesejahteraan kita, pada saat yang sama Ia mengajar kita di dalam batin. Tidaklah cukup telinga kita diperdengarkan bunyi-bunyian, jika Allah tidak menerangi batin kita oleh Roh pengertian, dan mengoreksi kekerasan hati kita oleh Roh kelemahlembutan. Usaha keras para guru tidak berguna sampai ada kebajikan dan keefektifan diberikan padanya. Perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang sungguh-sungguh diajar Allah, tidak dapat dialihkan dari Taurat dan Kitab Suci oleh wahyu-wahyu rahasia. Tidak seperti semacam orang fanatik, yang merasa mereka masih belajar A B C, jika tidak menginjak-injak Firman Allah, dan mengejar khayalan mereka yang bodoh.

Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau. Kalimat ini dapat dijelaskan demikian: Tuhan, setelah Engkau memberikan hidup padaku, aku akan berusaha merayakan pujian-Mu, untuk menunjukkan aku bukan tidak tahu berterima kasih. Dengan bersandar pada janji Allah, sang nabi menyatakan dengan kepercayaan, bahwa hidupnya akan berlanjut dalam keamanan. Meski hidup kita tersembunyi di bawah bayang maut, namun kita dapat dengan pasti bermegah dalam keamanan, karena Allah adalah pelindungnya yang setia. Kepercayaan ini dihasilkan anugerah-Nya yang menghidupkan kita, yang ditawarkan dalam Firman-Nya.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment