Sunday, September 9, 2018

Mazmur 119:30-32


Aku telah memilih jalan kebenaran. Dalam ayat-ayat ini, sang nabi menegaskan, bahwa ketetapannya adalah merindukan untuk mengikuti keadilan dan kebenaran di atas segala-galanya. Dengan tepat ia menggunakan kata memilih. Peribahasa tua, bahwa hidup seseorang adalah seperti sebagaimana ada di titik pertemuan dua jalan, bukan hanya merujuk pada garis besar hidup manusia, melainkan pada setiap tindakan dalamnya. Jika kita melakukan apapun juga, seberapa kecilnya pun, maka kita sangat dibuat bingung, seakan-akan ditiup badai, dan tertegun karena nasehat-nasehat yang saling berlawanan. Maka sang nabi mengatakan, supaya ia dengan konstan mengikuti jalan yang benar, ia bertekad dan berketetapan untuk tidak melepaskan kebenaran. Bukan berarti ia sama sekali bebas dari godaan, namun ia mengalahkan godaan dengan menyerahkan diri pada ketaatan tulus pada Taurat.

Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku (terjemahan lain: Aku berlari dalam jalan perintah-perintah-Mu, sebab Engkau membebaskan hatiku). Maksud sang nabi adalah, ketika Allah menginspirasikannya dengan cinta bagi Taurat-Nya, ia akan siap dan berkekuatan, bahkan sangat stabil, sehinga tidak akan kelelahan di tengah jalan. Di dalam kata-kata ini terkandung pengakuan akan kegagalan dan ketidaksanggupan manusia untuk maju dalam perbuatan baik, sampai Allah melapangkan hati mereka. Ketika Allah meluaskan hati mereka, maka mereka bukan saja sanggup berjalan, tapi sanggup berlari dalam jalan perintah-perintah-Nya. Ia mengingatkan kita, bahwa ketaatan sejati akan Taurat bukan hanya perbuatan eksternal, -- melainkan yang dituntut adalah ketaatan dengan rela, sehingga hati kita harus, sampai satu batas tertentu, dan dengan cara tertentu, dilapangkan. Hati tidak punya kuasa dari dirinya untuk melakukan ini. Tetapi ketika kekerasannya dikalahkan, maka hati bergerak dengan bebas, tanpa diikat kesempitannya. Terakhir, bagian ini memberitahu kita, ketika Allah telah melapangkan hati kita, kuasa tidak akan kurang, sebab, bersama dengan afeksi yang benar, Ia akan memperlengkapi kita dengan kesanggupan, sehingga kaki kita siap untuk berlari.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment