Tuesday, September 11, 2018

Mazmur 119:54-61


Ketetapan-ketetapan-Mu adalah nyanyian mazmur bagiku di rumah yang kudiami sebagai orang asing. Sang Pemazmur mengatakan bahwa Taurat Allah adalah kesenangan tunggal atau istimewa sepanjang hidupnya. Menyanyi adalah indikasi sukacita. Para orang kudus adalah musafir dalam dunia ini, dan harus dianggap sebagai anak-anak Allah dan ahli waris surga, dari fakta bahwa mereka adalah pengembara di bumi. Rumah yang didiami sebagai orang asing adalah perjalanan mereka melalui hidup. Satu hal pantas mendapat perhatian khusus kita: Daud ketika diasingkan dari tanah airnya, tidak berhenti mendapatkan penghiburan, di tengah segala kesedihan yang disebabkan pengasingannya. Kebajikan ini begitu langka dan mulia, yaitu ketika ia tidak dapat melihat Bait Allah, tidak dapat mendekat pada korban persembahan, dan tidak memiliki segala ketetapan-ketetapan agama, namun ia tidak pernah beranjak dari Allahnya. Rumah yang didiami sebagai orang asing memperjelas tingkah laku Daud, yang ketika diasingkan dari negaranya, tetapi mempertahankan Taurat Allah terukir dalam-dalam di hatinya, dan di tengah kekerasan pengasingan tersebut, yang dimaksudkan untuk menghancurkan hatinya, ia menyemangati dirinya sendiri dengan merenungkan Taurat Allah.

Bagianku ialah TUHAN. Daud seakan mengatakan, “Aku sepenuhnya yakin, bahwa bagian terbaikku adalah menaati Taurat Allah.” Hal ini harmonis dengan perkataan Paulus, “Takut akan Allah adalah keuntungan terbesar” (1 Tim. 6:6). Daud membuat perbandingan antara menaati Taurat, dengan khayalan akan kebaikan yang menjerat ambisi seluruh umat manusia: “Biarlah semua orang menginginkan apa yang nampak baik baginya, dan bersuka-sukaan dalam kesenangannya. Aku tidak punya alasan untuk iri pada mereka, selama aku tetap memiliki bagianku ini, penyerahan total diriku pada Firman Allah.”

Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. Jika seseorang sungguh-sungguh ingin mengatur jalan hidupnya dengan baik, tidak ada yang lebih baik baginya daripada mengikuti arahan yang ditunjukkan Tuhan. Jika manusia tidak mabuk kepayang, mereka semuanya dengan seragam akan memilih Allah sebagai penunjuk jalan hidup mereka.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment