Thursday, September 13, 2018

Mazmur 119:73-79


Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku. Pengakuan sang nabi, bahwa ia telah dicipta oleh tangan Allah, berkontribusi besar dalam menginspirasikannya dengan pengharapan, akan mendapatkan perkenanan yang ia mohon. Kita adalah ciptaan dan hasil karya Allah. Ia bukan saja memberikan pergerakan vital, seperti hewan-hewan yang lebih rendah, melainkan Ia menambahkan terang pengertian dan rasio. Hal ini mendorong kita untuk berdoa supaya Ia memimpin kita pada ketaatan akan Taurat-Nya. Tetapi sang nabi tidak memanggil Allah, seakan-akan Ia berhutang padanya. Ia tahu Allah tidak pernah meninggalkan karya yang Ia telah mulai, maka ia meminta belas kasihan baru, yang olehnya Allah akan menggenapi sampai sempurna apa yang telah Ia mulai. Kita perlu bantuan dari Taurat, sebab semua yang baik dalam pengertian kita telah menjadi korup. Kita tidak dapat menangkap apa yang benar, kecuali kita diajar dari sumber lain. Kebutaan dan kebodohan kita lebih menyolok lagi, dari fakta bahwa pengajaran saja tidak akan bermanfaat apa-apa bagi kita, sampai jiwa kita diperbarui oleh anugerah ilahi. Apa yang telah dikatakan penulis harus diingat: Setiap saat sang nabi berdoa untuk pengertian, untuk mempelajari perintah-perintah ilahi, ia menjatuhkan penghakiman pada dirinya sendiri dan seluruh umat manusia, bahwa semuanya ada dalam kebutaan; dan satu-satunya obat adalah iluminasi atau pencerahan dari Roh Kudus.

Di ayat 79, sang Pemazmur meletakkan pertama-tama takut, atau hormat kepada TUHAN; dan kemudian menyambung dengan tahu peringatan-peringatan atau kebenaran ilahi, supaya kita belajar, bahwa dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Orang-orang yang percaya takhayul menunjukkan semacam takut akan Tuhan, tetapi hanya penampilan saja, yang segera lenyap. Mereka melelahkan diri mereka dalam berbagai penemuan tanpa ada gunanya; Allah tidak akan menghitung sebagai ibadah hal yang lain dari ketaatan pada perintah-perintah-Nya. Agama yang sejati, dan ibadah pada Allah, bersumber dari iman – iman akan apa yang telah Ia tetapkan. Tidak ada orang dapat melayani Allah dengan benar, kecuali orang yang telah dididik dalam sekolah-Nya.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment