Wednesday, September 26, 2018

Mazmur 121:1-2


Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Apa artinya pencarian gelisah dari sang nabi, yang melayangkan matanya, sebentar ke sini, sebentar ke sana, seakan-akan iman tidak mengarahkannya pada Allah? Pemikiran orang saleh tidak pernah selalu tinggal tetap pada Firman Allah sampai tidak terbawa pada pandangan pertama menuju godaan. Terutama ketika bahaya mengancam kita, atau kita diserang oleh pencobaan yang menyakitkan, hampir tidak mungkin, kita yang demikian terikat pada bumi, bisa tak bergerak oleh godaan yang menarik kita, sampai batin kita mengekang dirinya sendiri, dan kembali berbalik kepada Allah. Apapun yang kita mungkin pikirkan, demikian kata sang nabi, segala pengharapan yang menarik kita dari Allah itu kosong dan penipu. Pemazmur menyatakan, semua orang ini kehilangan usaha mereka, yaitu orang-orang yang melupakan Allah, memandang ke sekeliling mereka, dan membuat jalan memutar panjang dan menipu untuk mencari obat masalah mereka. Dengan berbicara demikian mengenai dirinya sendiri, jelaslah ia menunjukkan penyakit yang menyerang seluruh umat manusia. Wajarlah dugaan bahwa ia didorong berbicara demikian dari pengalamannya sendiri. Ketidaktetapan ini begitu alamiah bagi kita, sehingga begitu kita terkena rasa takut, kita melayangkan mata kita ke segala arah, sampai iman menarik kita kembali dari segala pengembaraan panik tersebut dan mengarahkan kita hanya pada Allah. Perbedaan antara orang beriman dan tidak, adalah meski semuanya mudah ditipu, setan menarik orang tak beriman dengan godaannya. Tetapi bagi orang beriman, Allah mengoreksi hal yang buruk dalam natur mereka, dan tidak membiarkan mereka terus tersesat. Maksud sang nabi sangat jelas: meski segala pertolongan dunia ditawarkan pada kita, namun kita jangan mencari keamanan di manapun kecuali dari Allah. Setelah orang berlelah-lelah memburu penyelesaian masalah, di sini dan di sana, pada akhirnya mereka akan mengalami, tidak ada pertolongan yang pasti selain dari Allah sendiri.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment