Thursday, September 27, 2018

Mazmur 121:3-8


Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sang nabi bertujuan mengingatkan orang beriman pada jalan yang benar, dan mengalahkan pengaruh segala godaan yang biasa mengalihkan pikiran mereka. Ia menegaskan, bahwa keuntungan apapun yang orang dunia biasa harapkan dari dunia ini, akan ditemukan oleh orang beriman secara berlimpah-limpah dan tersedia dalam diri Allah saja. Ia bukan saja menggambarkan Allah yang berkuasa, tetapi juga yang mengasihi kita secara dalam, sehingga Ia akan menjaga kita pada segala aspek dalam keamanan sempurna. Jika hanya kuasa Allah yang dibesarkan, banyak orang menjawab, “Betul, Ia bisa melakukan apa saja jika Ia berkehendak, tetapi kita tidak tahu apa yang Ia kehendaki.” Di bagian ini Allah ditunjukkan sebagai pelindung orang beriman, supaya mereka dapat tenang dengan keyakinan teguh akan providensia-Nya. Kaum Epicurean yang mengira Allah tidak peduli sedikitpun tentang dunia ini, memadamkan segala hormat akan Allah. Demikian juga orang-orang yang mengira dunia ini diatur Allah hanya secara umum dan dengan kacau, orang-orang yang tidak percaya bahwa Allah memperhatikan dengan kasih sayang istimewa setiap orang dari umat-Nya yang beriman, mereka membuat batin manusia tergantung-gantung dalam ketegangan, dan mereka sendiri dalam keadaan terombang-ambing dan gelisah. Singkatnya, hati manusia tidak akan pernah bersungguh-sungguh memanggil Allah, sampai keyakinan akan Dia sebagai pelindung kita berakar kokoh dalam hati. Kata Ibrani yang dipakai di sini berarti terpeleset atau terjatuh, gemetar atau goyah. Sering terjadi bahwa orang beriman itu goyah bahkan hampir jatuh, namun Allah menopang mereka oleh kuasa-Nya, sehingga dikatakan mereka berdiri tegak. Dan meski di tengah bahaya yang setiap saat mengancam kita, kita sulit membuang segala kecemasan dan ketakutan, namun sang nabi bersaksi, bahwa Allah tanpa henti berjaga-jaga untuk keselamatan kita.

Sang nabi mengulang, bahwa Tuhanlah penjagamu, supaya tidak ada orang yang ragu-ragu memperhitungkan dirinya apa yang menjadi milik seluruh komunitas Israel. Selain itu, Allah disebut naungan di sebelah tangan kanan, untuk mengajar kita, tidaklah perlu kita pergi jauh untuk mencari-Nya. Sebaliknya, Ia berada dekat saja, berdiri di sisi kita untuk membela kita.

Artikel oleh John Calvin
Terjemahan oleh Tirza Rachmadi

No comments:

Post a Comment